MAKALAH ALAT-ALAT PENDIDIKAN



PEMBAHASAN
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perlu diperhatikan segala sesuatu yang mendukung keberhasilan program pendidikan itu. Dan sekian faktor penunjang keberhasilan tujuan pendidikan, kesuksesan dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Sebab didalam proses pembelajaran itulah terjadinya internalisasi nilai-nilai dan pewarisan budaya maupun norma-norma secara langsung. Karena itu kegiatan belajar mengajar merupakan “ujung tombak” untuk tercapainya pewarisan  nilai-nilai di atas. Untuk itu perlu sekali dalam proses pembelajaran itu diciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik benar-benar tertarik dan ikut aktif dalam proses itu.
Dalam kaitannya dengan usaha menciftakan suasana yang kondusif itu, alat/media pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab alat/media merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan indera pendengaran dan penglihatan. Adanya alat/media bahkan dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula.
Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai alat/media pengajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara murid-muridnya bahkan alat/media pengajaran ini selanjutnya membantu guru “membawa” dunia kedalam kelas.  Dengan demikian ide yang abstrak dan samar-samar (remote) sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti  oleh murid. Bila alat/media dapat difungsikan secara tepat, maka murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pengalaman belajar anak dapat ditingkatkan.[1]

Pada masa permulaan islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat sederhana. Pengajaran diberikan dirumah. Kadang-kadang di mesjid atau halaman mesjid. Rumah Rasulallah
n
   pernah digunakan untuk tempat belajar. Rumah Arqam bin Abi Arqam pernah digunakan oleh para sahabat untuk mempelajari pokok-pokok ajaran islam dan pengajaran hafalan al-Qur’an.
Pada zaman Abbasiyah, kaum muslimin banyak bergaul dengan bangsa lain yang memiliki kebudayaan. Kebudayaan itu mempengaruhi kaum muslimin. Orang muslim ingin mengetahui kebudayaan asing itu. Maka buku-buku asing diterjemahkan kedalam bahasa arab, mencakup filsafat orang romawi serta sainnya. Ulama-ulama islam berlomba-lomba mengumpulkan karangan dari luar islam. Mereka mengumpulkannya di perpustakaan terjemahan. Maka muncullah ulama besar di kalangan muslim seperti Muhammad ibnu Musa al-Khuwarizmi dan Abu Ja’far Muhammad.[2]
A.    Pengertian alat/Media pendidikan
Dan beberapa leteratur tidak terdapat perbedaan pengertian alat dan media pendidikan, Zakiah Daradjat[3] menyebutkan pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan, sarana pendidikan. Sedankan dalam kepustakaan asing, sedangkan ahli menggunakan istilah audio visual aids (AVA), teaching material, instructional material.
Term alat berarti barang sesuatu yang dipakai untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan media berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari medium, secara harfiah berarti pelantara atau pengantar. Dalam hal media terdapat batasan rumusan para ahli seperti yang dikemukakan oleh Gegne[4], media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Dan dua definisi ini tampak pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu proses penyampaian pesan.
Sedangkan Vernous, dia menyebutkan bahwa media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Jadi Vernous berpendapat bahwa sarana pendidikan bukan hanya alat-alat yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar akan tetapi pengajarpun (guru) termasuk dari sarana alat pendidikan tersebut. Sehingga disebutkan bahwa pendapat Vernous ini jangkauanya lebih luas ketimbang batasa yang dikembangkan sebelumnya disamping alat yang berupa benda.
Dari beberapa literatur yang ada antara alat dan media pendidikan tidak dibedakan secara jelas, pada umumnya banyak yang mengindikasikan bahwa antara alat dan media itu tidak dapat dipisahkan dan dibedakan secara hitam putih.

B.     Jenis alat/media pendidikan
Dalam perspektif ilmu pendidikan islam yang mengutamakan ilmu pengetahuan(knowledge) dan penanaman niai ( Value ) sudah barang tentu memerlukan alat pendidikan yang relevan. Dengan memahami al-Qur’an sebagai sumber pendidikan islam, maka al-Qur’an karim sebagai kitab yang dibaca, yang berisikan simpul-simpul dan ketentuan-ketentuan pokok yang mengatur tata kehidupan manusia.
Para ahli telah mengklasifikasikan alat/media pendidikan menjadi dua bagian yang kompleks yaitu:
a.       Yang bersifat benda (materil).
1.      Menurut Dzakiah Daradjat hal ini meliputi media tulis ( al-Qur’an, hadith, tauhid, fiqih, sejarah.) benda-benda alam( hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan dsb.) gambar-gambar yang dirancang ( grafik). Gambar yang diproyeksikan ( video, transfaran, in-focus) audio recording ( alat untuk didengar: kaset, tape radio).
2.      Menurut Oemar Hamalik hal ini meliputi bahan-bahan cetakan atau bacaan yang lebih mengutamakan kegiatan membaca, penggunaan simbol kata dan visual. Alat-alat audio visual: papan tulis dan diagram ( alat tanpa proyeksi ), benda asli atau peta ( alat tiga dimensi ). radio, tape rocorder, transfaransi, in-focus, internet. ( alat yang menggunakan teknik ). Sumber masyarakatialah seperti objek-objek peninggalan sejarah.
Pengklasifikasian yang dilakukan Dzakiah Daradjat cukup luas sebab tidak hanya menyangkut benda yang digunakan untuk dalam penyampaian pesan, tetapi manusia sebagai sumber belajar, sekaligus sebagai alat pendidikan.
b.      Alat pendidikan yang bukan benda
Diantara alat pendidikan yang bukan benda ialah:
1.      Keteladanan
2.      Perintah atau larangan
3.      Ganjaran dan hukum[5]

1.      Keteladanan
Allah
l
   berfirman dalam surat al-Ahjab ayat 21
“Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)”.

Dari ayat diatas kita dapat menyimpulkan bahwa manusia membutuhkan figur identifikasi ( Uswah Hasanah ) yang dapat membngbing mereka kearah kebenaran untuk itu maka Allah
l
   mengirimkan Nabi Muhammad
n
    menjadi tauladan bagi manusia.
Dari konteks unkapan diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa ilmu pendidikan islam berfungsi sebagai warosalu al-anbiya yang pada hakikatnya mengemban misi sebagai rahmatan lil ‘alamin, yakni mengajak manusia untuk tunduk dan taat bahkan cinta terhada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah
l
   sehingga dengan ini akan terbentuklah kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal sholeh serta bermoral tinggi. Maka sebagai seorang pendidik dalam kata lain warosalu al-anbiya haruslah memiliki akhlak mahmudah sebagai tauladan bagi peserta didik.
2.      Perintah atau larangan
Dalam hal ini yang menjadi alat ialah “amar ma’ruf nahi munkar” yang telah diperintahkan oleh Allah
l
   kepada setiap muslim.
Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Namun dalam hal ini perintah bukanlah hanya perkataan yang keluar dari mulut seseorang yang harus dilakukan orang lain, tetapi juga merpakan anjuran, pembiasaan, dan peraturan-peraturan umum yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang dalam aplikasinya setiap peraturan mengandung norma-norma kesusilaan sehingga bersifat memberi arah atau mengandung tujuan kearah perbuatan susila.
Suatu perintah dapat mudah dilaksanakan oleh peserta didik diantaranya ialah dengan cara contoh taulada dari gurunya yang mematuhi peraturan tersebut.
Disamping memberi perintah, seringkali pendidik juga terkurung dalam kondisi harus melarang perbuatan anak-anak.
Larangan, sebenarnya sama saja dengan perintah. Apabila perintah itu merupakan sesuatu keharusan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat maka larangan ialah sesuatu keharusan untuk tidak vervuat sesuatu yang tidak bermanfaat. Metode ini biasanya digunakan oleh orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga. Namun ternyata Allah
l
   telah banyak melakukan konsep larangan ini dalam ayat-ayat al-Qur’an. Contohnya Qur;an surat al-An’am ayat 151 yang artinya:
Janganlah kamu dekati kejahatan itu, baik yang terang daripadanya maupun yang tersembunyi.
3.      Ganjaran dan hukuman
Dengan ganjaran ( hadiah ) bagi anak-anak yang bersikap baik dalam proses pendidikan ini akan mementuk  kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Diantara bentuk gajaran itu ialah :
·         Guru mengangguk-anggukan kepala ketika murid menjawab.
·         Guru memberikan kata-kata pujian.
·         Guru memberikan benda-benda yang baik yang bermanfaat bagi anak didik (peserta didik).
Selain ganjaran hukuman juga merupakan salah satu alat dalam pendidikan, yang dalam islam hukuman tersebut disebit dengan iqab .
Didalam pendidikan hukuman itu dilakukan karena dua hal :
·      Karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan yang dilakukan.
·      Hukuman dilaksanalan agar tidak ada yang melanggar.
Adapunpembagianalatpendidikanmenurut Drs. Suwarnodapat di bedakandaribermacam-macamsegisebagaiberikut:
1.      Alatpendidikanpositifdannegatif
a)      Positifyaituditunjukkan agar anakmengerjakansesuatu yang baikmisalnya: contoh yang baikpembiasaan ,perintahpujian,ganjaran.
b)      Negatifjikatujuannyamenjagasupayaanakdidikjanganmengerjakansesuatu yang burukmisalnya:larangan,celaan,peringatan,ancaman,hukuman.

2.      Alatpendidikanpreventifdankorektif

a)      Preventifjikamaksudnyamencegahanaksebelumiaberbuatsesuatu yang tidakbaikmisalnyacontoh: pembiasaanperintah,pujianganjaran.
b)      Korektifjikamaksudnyamemperbaikikarenaanaktelahmelanggarketertibanatauberbuatsesuatu yang burukmisalnya:celaan,ancaman,hukuman.[6]
C.    Urgensi alat/sarana pendidikan
Dalam pendidikanislam sarana merupakan faktor yang sangat urgen apalagi setelah kita tahu bahwa alat-alat pendidikan itu bukan hanya meliputi perangkat keras saja namun termasuk keteladanan guru dll.
Menurut pendapat para ahli pendidikan memiliki beberapa manfaat diantarnya menurut yusuf hadi miarso :
1.      Membuat konkret konsep yang abstrak
2.      Membawa objek yang sukar didapat kepada lingkungan belajar siswa.
3.      Menampilkan objek yang terlalu besar.
4.      Menampilkan objek yang tidaka dapat diamati dengan mata telanjang.
5.      Mengamati gerakan yang terlalu cepat.
6.      Memungkinakan keragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman siswa.
7.      Membangkitkan motivasi belajar.
8.      Menyajiakn informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan dalam menutur kebutuhan.[7]

D.    Taksonomi Media Pembelajaran
a)      Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar
Banyak taksonomi dengan berbagai pendekatan dibuat oleh para ahli media.
Di antaranya Endling yang dalam usahanya ini beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media.
Menurut Endling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut Endling merupakan suatu kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.






a.       Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran
MEDIA
Fungsi
demonstrasi
Penyampaian lisan
Media cetak
Gambar diam
Gambar gerak
Film dengan suara
Mesin pembelajaran
Stimulus
ya
terbatas
terbatas
ya
Ya
ya
Ya
Pengarahan perhatian/ kegiatan
tidak
Ya
Ya
tidak
Tidak
ya
Ya
Kemampuan terbatas yang diharapkan
terbatas
Ya
Ya
terbatas
terbatas
ya
ya
Isyarat eksternal
terbatas
Ya
Ya
terbatas
terbatas
ya
ya
Tuntutan cara berpikir
tidak
Ya
Ya
tidak
Tidak
ya
ya
Alih kemampuan
terbatas
Ya
terbatas
terbatas
terbatas
terbatas
terbatas
Penilaian hasil
tidak
Ya
Ya
tidak
Tidak
ya
ya
Umpan balik
terbatas
Ya
Ya
tidak
terbatas
ya
ya
Tsksonomi lainnya dilakukan oleh Gagne, yakni seperti tampak pada gambar berikut :

Gambar 1
Taksonomi Menurut Fungsi Pembelajaran Beberapa Jenis Media
(R.M. Gagne, The Condition of learning, 1965)
Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam pengelempokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.[8]

E.       Penggunaan Media
Berikut ini akan kami uaraikan prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media pembelajaran, media pembelajaran yang akan dibahas diantaranya yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kegiatan kelompok, dan lain-lain), media berbasis cetakan (buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas), media berbasis visual (buku, charts, grafik, peta, figur/ gambar, transparansi, film bingkai atau slide), media berbasis audio-visual (video, film, slide bersama tape, televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif).
1.      Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial socrates.
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar.
2.      Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.

3.      Media Berbasis Visual
Media berbasis visual ( image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dapat memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa: (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampak suatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukan hubungan-hubungan rusang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka.
4.      Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memperoduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Pada awal pelajaran media harus memepertunjukan sesuatu yang dapat menarik semua perhatian siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas prgram dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.

5.      Media Berbasis Komputer
Dewasa ini komputer memilki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatanya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.[9]

A.    Bentuk interaksi media komputer yang dapat diaplikasikan
1)    Praktek dan latihan (drill & practice)
2)    Tutorial
3)    Permainan (games)
4)    Simulasi (simulation)
5)    Penemuan (discovery)
6)    Pemecahan Masalah (Problem Solving)[10]
F.     kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton
a)    Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b)   Pembelajaran dapat lebih menarik
c)    Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d)   Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e)    Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f)    Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g)   Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h)   Peran guru berubahan kearah yang positif[11]








BAB III
KESIMPULAN

Media pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Jadi Vernous berpendapat bahwa sarana pendidikan bukan hanya alat-alat yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar akan tetapi pengajarpun (guru) termasuk dari sarana alat pendidikan tersebut.
Urgensi Alat/ Media Pendidikan
1.         Membuat konkret konsep yang abstrak
2.         Membawa objek yang sukar didapat kepada lingkungan belajar siswa.
3.         Menampilkan objek yang terlalu besar.
4.         Menampilkan objek yang tidaka dapat diamati dengan mata telanjang.
5.         Mengamati gerakan yang terlalu cepat.
6.         Memungkinakan keragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman siswa.
7.         Membangkitkan motivasi belajar.
8.         Menyajiakn informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan dalam menutur kebutuhan.
Kontribusi Alat/ Media Pendidikan
Ø  Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
Ø  Pembelajaran dapat lebih menarik
Ø  Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
Ø  Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
Ø  Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
Ø  Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
Ø  Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan




Daftar Pustaka

Munadi, Yudhi, cetakan ke-4, februari 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Arsyad, Azhar, cetakan ke-16, maret 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Ramayulis, cetakan ke-9, desember 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: kalam mulia.
Tafsir, Ahmad, cetakan ke-1, juli 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Rosda.
Daradjat, Zakiah, cetakan ke-10, juni 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: BUMI AKSARA.





[1]               Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,jakarta:kalam mulia,2012,Hlm 291-292
[2]               Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan Islami,bandung:Rosda,2012,Hlm142-143
[3]               Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara,1984,Hlm 80
[4]               Gegne dalam Arif.S.Sadiman,media pendidikan pengertian pengembangan dan pemanfaatan.jakarta:pustekom dikbud dan cv Rajawali.
[5]               Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,jakarta:kalam mulia,2012,Hlm 294-297
[7]               Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,jakarta:kalam mulia,2012,Hlm 304
[8]               Yudhi Munadi,Media Pembelajaran,jakarta:Gaung Persada,Hlm 49-51
[9]               Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,jakarta:Rajawali Press, hlm 79-93

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.