PENDIDIKAN ISLAM DI SAUDI ARABIA

BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM DI SAUDI ARABIA
A.    Sistem Pendidikan di Arab Saudi[1]
Disamping sisi dunia kerja, daya tarik Arab Saudi yang lain adalah dunia pendidikan. Sistem pendidikan di Arab Saudi memisahkan antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, sistem pendidikan dibagi menjadi 3 bagian utama[2]:
1.    Pendidikan umum untuk laki-laki
2.    Pendidikan umum untuk perempuan
3.    Pendidikan Islam untuk laki-laki
Untuk pendidikan umum, baik laki-laki dan perempuan mendapat kurikulum yang sama dan ujian tahunan yang sama pula. Pendidikan umum dibagi menjadi 4 bagian:
1.    Pendidikan Dasar yang terdiri dari SD (6-12 tahun).
2.    Pendidikan Menengah (12 – 15 tahun).
3.    Pendidikan Sekunder (15-18 tahun).[3]
4.    Pendidikan Tinggi (Universitas atau Akademi).
Pendidikan Islam tradisional bagi laki-laki difokuskan untuk membentuk calon-calon anggota dewan ulama.[4] Kurikulum untuk sekolah Islam tradisional juga sebagian menggunakan kurikulum pendidikan umum, tetapi fokusnya pada Studi Islam dan Bahasa Arab. Untuk pendidikan agama, dilakukan di bawah supervisi dari Universitas Islam Imam Saud (Riyadh) dan Universitas Islam Madinah (Madinah). Namun demikian, di universitas-universitas umum, pelajaran agama Islam merupakan mata kuliah wajib apapun jurusan yang diambil mahasiswa.
Pada tahun 1985, total anggaran untuk pendidikan mencapai US$ 2.5 milyar atau setara dengan 3.6 percent dari total anggaran belanja nasional Arab Saudi. Setiap mahasiswa lokal maupun asing di universitas negeri mendapat beasiswa setiap bulan dari kementerian pendidikan sebesar SAR 800 hingga SAR 1000.[5]
Sistem Pendidikan  di Arab Saudi terdiri dari pendidikan dasar,  pendidikan sekunder, dan pendidikan tinggi yang akan dijabarkan lebih jauh sebagai berikut:
1.      Pendidikan Dasar (Primary Education), terdiri dari:
a.       Sekolah Dasar
Durasi: 6 tahun (umur 6 – 12 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studi Islam, dan sains.
b.      Sekolah Menengah
Durasi: 3 tahun (umur 12 – 15 tahun)
Pelajaran wajib: bahasa arab, seni, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), studiIslam,dan sains.
2.      Pendidikan Lanjutan (Secondary Education), terdiri dari:
a.       Pendidikan Lanjutan Umum
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Pelajaran wajib: selama tahun pertama mendapat pelajaran umum yang sama, 2 tahun terakhir dibagi menjadi sains dan sosial (literacy). Siswa yang mempunyai grade 60% atau lebih boleh memilih keduanya, sedangkan yang kurang 60% harus memilih sosial.
Pelajaran umum: Bahasa arab, biologi, kimia, bahasa inggris, geografi, sejarah, ekonomi rumah tangga (khusus perempuan), matematika, pendidikan fisika (khusus laki-laki), dan pendidikan agama.
b.      Pendidikan Lanjutan Agama
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).
Bahasa arab dan literature, bahasa Inggris, kebudayaan umum, geografi, sejarah, dan pendidikan agama.
c.       Pendidikan Lanjutan Teknik
Ada tiga tipe pendidikan lanjutan teknik yaitu teknikal, komersial, dan agrikultural.
Durasi: 3 tahun (umur 15 – 18 tahun).



Kurikulum:
Teknikal: gambar arsitektur, otomotif, elektrikal, mekanika mesin, mekanika metal, radio dan televisi. Dengan pelajaran tambahan bahasa Arab, kimia, bahasa Inggris, matematika, pendidikan fisika, fisika, dan pendidikan agama.
Komersial: bahasa Arab, akuntansi dan pembukuan, korespondensi komersial, ekonomi, bahasa Inggris, matematika ekonomi, matematika umum, geografi, manajemen dan kesekretariatan, dan pendidikan agama.
Agrikultural: ekonomi agrikultur, agronomi, perkembangbiakan hewan, biologi terapan, kimia terapan, matematika terapan, fisika terapan, bahasa Arab, bahasa Inggris, manajemen pertanian dan lahan, holtikultura, pendidikan agama, pemasaran, dan nutrisi pangan.
3.      Pendidikan Tinggi (Higher Education)
Pendidikan tinggi atau universitas di Arab Saudi terbagi menjadi dua bagian utama yakni Pendidikan Agama dan Pendidikan Umum. Namun demikian, sekarang sudah sangat banyak universitas yang menggabungkan keduanya. Jenis perguruan tinggi di Arab Saudi adalah universitas, institut untuk perempuan (college for women), institut administrasi publik (institute of public administration) dan institut keguruan (teacher training college). Semua universitas berada di bawah supervisi Kementerian Pendidikan Tinggi (Ministry of Higher Education) kecuali Universitas Islam Madinah (Islamic University of Medinah), Universitas terbaik di Arab Saudi untuk pendidikan agama Islam, yang berada di bawah supervisi dewan menteri (Council of Ministers). Untuk memasuki perguruan tinggi di Arab Saudi, calon mahasiswa harus memenuhi tes masuk perguruan tinggi (General Secondary Education Certificate Examination) atau Tawjihi.
a.       Pendidikan Tinggi Universitas[6]
Untuk pendidikan tinggi universitas, tingkatannya sama seperti universitas pada umumnya, yaitu: Strata 1 (Bachelor), Strata 2 (Master), dan Strata 3 (Doctor). Untuk S1, waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun (minimal), tetapi untuk teknik, medis, dan farmasi dibutuhkan minimal 5 tahun untuk menyelesaikannya. Untuk S2 (Master) dibutuhkan minimal 2 tahun untuk menyelesaikannya dengan syarat harus sudah menyelesaikan S1.
Ada dua jalur untuk S2, dengan tesis (by thesis) atau dengan kuliah (by course). Apabila kita mengambil jalur tesis, maka setelah menyelesaikan matakuliah yang sudah ditentukan, kita harus menyelesaikan tesis kurang lebih selama satu tahun ( 2 semester), sedangkan untuk jalur kuliah, kita hanya perlu menyelesaikas seluruh mata kuliah yang telah ditentukan, namun dengan jumlah mata kuliah yang lebih banyak.
Untuk S3, lama waktu yang dibutuhkan adalah 3 tahun setelah menyelesaikan S2. untuk S3, kita harus menyelesaikan mata kuliah dan mengumpulkan disertasi yang merupakan hasil riset independen yang telah dilakukan. Selain itu, tambahan syarat kadang-kadang diperlukan, seperti: minimal mempublikasikan jurnal internasioanl atau konferensi internasional.
Sebagai tambahan, ada beberapa universitas khusus untuk perempuan yang sebagian besar berfokus kepada ilmu pendidikan. Jenjang yang tersedia untuk universitas khusus perempuan ini mulai dari S1 sampai S3.
Universitas besar di Arab Saudi di antaranya King Saud University, King Fahd University of Petroleum and Mineral, King Abdul Aziz University, King Faisal University, dan universitas baru King Abdullah University of Science and Technology (KAUST).[7]

b.      Pendidikan Tinggi Non Universitas
1)      Technical College
Pendidikan tinggi ini setara dengan diploma yang harus diselesaikan selama 3 tahun. Bidang-bidang yang tersedia: control otomatis, sistem elektrikal otomatis, otomotif, perlengkapan elektrik, instalasi elektrik, kimia industri, elektronik industri, dan teknik produksi.
2)      Higher Technical Institute
Pendidikan ini seperti layaknya D1 yang dapat diselesaikan selama 1 tahun saja.
3)      Higher Technical Institutes for Financial and Commercial Science
Pendidikan tinggi ini khusus untuk ilmu keuangan dan komersial. Kurikulum yang tersedia adalah: akuntansi, korespondensi komersil dan bisnis, bahasa ingris, asuransi, kebudayaan Islam, pemasaran dan periklanan, pembelian dan inventori, , dan kesekretariatan. Lama pendidikan yang harus ditempuh adalah selama 2 tahun.
4)      The Institute of Public Administration
Lama studi untuk jenis pendidikan tinggi ini adalah selama 2 sampai 3 tahun. Bidang-bidang yang tersedia adalah: perbankan (2 tahun), pemrosesan data elektronik (2.5 tahun), administrasi rumah sakit (2 tahun), ilmu kepustakaan (3 tahun), ilmu personil (2 tahun), ilmu kesekretariatan (2 tahun), dan ilmu pergudangan (2 tahun).
5)      Teacher Training College
Untuk pendidikan keguruan terbagi menjadi 3 jurusan: guru sekolah dasar dan menengah pertama (primary school), guru sekolah menengah atas (secondary school), dan guru pendidikan lanjut (higher education).

B.     PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI SAUDI ARABIA
Pembaruan di Saudi Arabia dipelopori oleh Ibn Taimiyah t dan Muhammad Ibn al Wahhabt.
1.      PEMBARUAN PENDIDIKAN IBNU TAIMIYAH t
a.       Riwayat Hidup Ibnu Taimiyah t
Ibnu Taimiyaht dilahirkan di Harran, pada hari senin tanggal 10 robiul awal 661 H.Nama lengkapanya adalah Taqiyuddin Ahmad ibn Abd al-Halim ibn Taimiyah. Ia dikenal sebagai orang yang mudah menghafal dan sukar lupa, sehingga dalam usia muda ia sudah hafal al-Quran. Dia seorang yang sangat haus dengan Ilmu pengetahuan dan banyak mendalami berbagai disiplin ilmu, seperti: ilmu hadits, fiqih, bahasa arab, dan ushul fiqh. Pada usia 17 kepekaanya terhadap ilmu sudah kentara dan di usia 19 ia sudah berani berfatwa.Namanya dikenal luas dan mendapat tempat dan sambutan yang lebih banyak dari ulama semasanya. Maka Ibn Taimiyaht mendapat tantangan dan saingan dari mereka, dan berkali- kali difitnah. Sehingga ia berkali-kali masuk penjara, namun ia tetap mengajar dan menulis. Dan meninggal di penjara pada hari Senin tanggal 20 Dzulqoidah 728 H.
Dalam mengemukakan sistem pemikiran, Ibn Taimiyah t selalu berpegang teguh pada al-Quran dan Hadits, dan pendapat-pendapat para sahabat. Walaupun demikian ia tetap mepergunakan akal dengan semestinya, dan meletakan kedudukan akal di belakang al-Quran dan Hadits. Ia juga tidak setuju dengan fanatisme dan kejumudan.[8]
1)      Pembaruan Ibnu Taimiyaht dalam pendidikanBidang Ilmu-ilmu Islam
a)      Tafsir
Dalam menafsirkan al-Quran Ibn Taimiyah t memakai metode sebagai berikut:
       I.            Tafsir al-Quran dengan al-Quran. Menurutnya suatu ayat yang diungkapkan secara mujmal (global) biasanya keterangannya didapat pada ayat lain.
    II.            Tafsir al-Quran dengan sunnah Rosululloh n. Sebagian ayat al-Quran tidak ada keterangannya pada ayat lain didapati keterangnannya pada sunnah Rosululloh n.
 III.            Tafsir al-Quran dengan Quol (perkataan) Shahabat. Meurutnya para shahabat lebih mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan al-Quran dan kondisi ayat-ayat diturunkan.
 IV.            Tafsir dengan perkataan para tabi’in. Jalan ini ditempuh ketika tiga metode di atas tidak bisa dilakukan.
b)                       Fiqh dan Ushul fiqh
Dalam masalah fiqh dan ushul fiqh ia dasarkan pada ijma, yang disepakati oleh kaum muslimin secara bersama yaitu ijma para shahabat. Ijma selain mereka diragukan. Qiyas yang diterima adalah qiyas yang shohih yang dibawa oleh Allah dan RasulNya. Keterangan di atas tentu saja setelah dasar al Quran dan hadits.
c)                       Ilmu Kalam
Dalam bidang ilmu kalam Ibn Taimiyah t mengemukakan tentang wujud Allah l, keEsaan Allah l, hubungan antara Kholik dengan makhluk berdasarkan dalil yang diambil dari al Quran, Sunnah, serta atsar ulama salaf. Ia sangat menghindari interpretasi malalui filsafat.
2)                       Pembaruan Ibnu Taimiyah t dalam Bidang sosial
Ibn Taimiyah t selalu berusaha dan berjuang untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat Islam yang muslim yang dikehendaki Allah l dan RasulNya. Masyarakat mukmin yang selamat adalah masyarakat yang mendasarkan perilaku sosialnya pada dua sendi keIslaman, yaitu: ikhlas karena Allah ldan adil dalam interaksi dan komunikasi horizontal sesama manusia.
3)                       Pembaruan Ibnu Taimiyaht dalam Politik dan pemerintahan
Ibn Taimiyah t memandang bahwa sistem pemerintahan khilafah tidak akan dapat terulang lagi dalam sejarah, karena Nabi n telah menyatakan bahwa kekhilafahan ini hanya bertahan selama tiga puluh tahun setelah itu yang ada hanyalah pemerintahan secara umum. Karena Al Quran tidak pernah memberikan tuntunan tentang bentuk pemerintahan maka teori klasik mengenai khilafah ditolak oleh ibn taimiyaht.
Mengenai umamah, ia mengutuk setiap prinsip persatuan dengan orang-orang yang bukan muslim dan mencela setiap persatuan yang mengutamakan perpecahan dari pada kesatuan. Ia juga mencela solidaritas sempit yang mengelompokkan manusia menurut kelahiran, ras dan deviasionisme religius, dan menentang kepentingan kaum muslimin yang dapat menghalangi kehidupan sosisal politik.
Tentang imamah. Ibn taimiyaht tidak mau menyebut rezim Nabi nsebagai imamah, tetapi ia hanya menyebut nubuwwah imamah yang benar adalah imamah yang ditegakkan berdasarkan sumpah setia dan saling mengikat antara raja dengan rakyat dan memiliki maksud yang sama untuk mentaati Allah l dan nabiNya.
2.      Pembaruan Pendidikan Muhammad Ibn Abd Al Wahab tDan Wahabiyah
Muhammad Ibn Abd Wahab lahir pada tahun 1703 M dan meninggal 1787 M. Muhammad semasa mudanya selalu mengembara dari satu daerah ke daerah lainnya.pada masa itu sudah menjadi tradisi untuk mendalami suatu ilmu yang harus menemui para ulama dalm berbagai bidang yang berdomisili di daerah tertentu.
Sekembalinya dari pengembaraan mencari ilmu dan pengalaman yang hampir menghabiskan masa mudanya, Ibn Abd al Wahab bermaksud memulai gerakan di kampung kelahirannya, Uyainah. Hasilnya ada tetapi tantangannya lebih besar termasuk sodaraa kandungnya, Sulaiman, sepupunya, Abdulloh Ibn Husein yang mengakibatkan pertumpahan darah antara suku-suku di Yamamah, sehingga Ibn Abd al Wahab bersam keluarganya terpaksa meninggalkan Uyainah pergi ke Dariyyah. Untungnya di Dariyyah ia diterima dengan baik, bahkan ketua sukunya, Muhammad Ibn Sa’ud, mendukung idenya dan menyanggupi untuk menyebarluaskannya. Dalam kesepakatan selanjutnya kekuatan politik akan beradaa di tangan Ibn Sa’ud dan masalah keagamaan di tangan Ibn Abd al Wahab.
Gerakan yang dilakukan oleh Muhammad Ibn al Wahab dikenah dengan namawahabiyah. Wahabiyah ini dikenal sebagai gerakan sosial, keagamaan dan politik. Nama Wahabiyah diberikan oleh lawan-lawan gerakan ini pada masa hidup pendirinya dan kemudian dipakai oleh orang-orang Eropa. Pendirinya sendiri menamakannya Muwahhidun atau Muwahhidin (kaum Unitarian) dan sistem atau tarekat mereka adalah Muhammadan (kata ini dapan menunjuk kepada Muhammad Ibn Abd Wahab sendiri, tetapi juga mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad n).Mereka mengaku golongan sunni, pengikut madzhab Ahmad Ibn Hanbal versi Ibn Taimiyah yang dalam tulisannya banyak menyerang pemujaan berlebihan kepada syeikh-syeikh tarekat.
Ajaran Muhammad Ibn Abd Wahab merupakan ajaran pemurnian yang ingin mengembalikan Islam sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad n; Islam mengalami penyimpagan yang membahayakan, terutama kimanan terhadap tauhid atau kesaan tuhan, seperti pengkultusan wali-wali dan syaikh-syaikh tarekat, penyembahan pohon-pohon keramat, hanya saja karena orientasinya adalah kembali ke masa nabi yang masih serba sederhana, kesederhanaan itu harus dilestarikan pula. Keyakinan itulah agaknya yang mendorong gerakan ini untuk menghancurkan makam-makam, seperti makam zaid ibn khottob di jubailah, dan juga buku-buku teologi.
Pembaruan Muhammad Ibn Abd Wahab ini dilanjutkan oleh Abd Al Aziz setelah ia kembali memasuki saiyad, yang sebelumnya dikusai oleh Muhammad Ali yang pada waktu itu sebagai penguasia di Mesir.
Pada tahun 1904 ia berhasil sebagai yang dipertuan bagi semua yang pernah dikuasai oleh kakeknya di Najd, dan paada 1921, Ibn Sa’ud merebut hail dan mengakhiri dinasti rasyid. Kemudian, seluruh hijaz dapat dikuasainya; Mekkah (1924), Madinah dan Jeddah (1925). Dinasti sa’ud inilah ynag berkuassa sampai sekarang dengan kerajaanya yang bernama al mamlakat al arabiyyat al sa’udiyyah (kerajaan arab saudi).
3.      Pembaruan Faisal Ibn Abd Al Aziz
Pada tahun 1964 raja Faisal Ibn Abd Al Aziz memegang tampuk pemerintahan menggantikan ayahnya Abd Al Aziz. Pada masa inilah diadakn pembaruan di dalam bidang pendidikan. Pendidikan secara besar-besaran disediakan bagi laki-laki dan perempuan mulai dari taman kanak-kanak sampai universitas. Mahasiswa militan diberi besiswa untuk studi spesialis dan institut-institut internasional. Orang tua murid yang kurang mampu membiayai sekolah anaknya dibantu oleh negara. Pemerintah Saudi Arabia mengambil slogan “Free Education For All” dan dijadikan kebijakan yang permanen. Di samping kejuruan seperti sekolah-sekolah indusri, sekolah dagang, kedokteran. Jumlah mahasiswa yang dikirim keluar negri setiap tahun bertambah. Di samping universitas-universiatas diperbanyak.


4.      Pembaruan Raja Abdullah
Setelah diangkat menjadi raja pada tahun 2005, Raja Abdullah mulai gencar melakukan pembaharuan khususnya di bidang pendidikan. Pada tahun 2005 tidak ada satu pun universitas di Arab Saudi yang masuk dalam ranking universitas dunia. Tapi ditahun 2011 ini King Saud University, universitas tertua di Arab Saudi sudah masuk dalam ranking 200 besar dunia (20 besar asia) mengalahkan seluruh universitas di Indonesia. Hal ini tentu tidak lepas dari langkah pembaharuan di bidang pendidikan oleh Raja Abdullah. Melalui anggaran pendidikan yang mencapai 27% dari total anggaran belanja Arab Saudi, Raja Abdullah memberikan beasiswa kepada pemuda-pemudi Arab Saudi untuk belajar ke luar negeri baik ke Barat maupun ke Timur. Amerika, Inggris, Australia, Jepang dan Malaysia adalah negara-negara tujuan pemuda-pemudi Saudi untuk menuntut ilmu. Raja Abdullah juga mengirimkan guru dan dosen ke Amerika untuk belajar sains dan manajemen. Selain mengirimkan para pemuda dan pengajarnya ke luar negeri, Raja Abdullah juga mengundang ilmuwan-ilmuwan dunia untuk berkiprah dan berpartisipasi dalam membangun SDM di Arab Saudi. Lebih dari 15 peraih nobel dari berbagai bidang disiplin ilmu telah didatangkan dan dikontrak secara khusus oleh universitas-universitas di Arab Saudi untuk transfer ilmu pengetahuan. Selain itu program visiting professor dan postdoctoral juga mampu mewarnai dunia akademik di Arab Saudi.
Melalui program pengiriman mahasiswa ke luar negeri dan transfer teknologi dari para ilmuwan dunia di dalam negeri, Raja Abdullah menginkan percepatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Saudi. Rupanya, Raja Abdullah sangat sadar, bahwa SDM adalah kunci dan faktor penting menuju kejayaan sebuah bangsa. Tidak cukup dengan hanya mengandalkan kekayaan SDA. Jepang telah membuktikan dengan SDA yang terbatas tapi SDM yang berkualitas, Jepang mampu menjadi bangsa yang unggul di segala bidang.
Belum cukup sampai disitu, Raja Abdullah juga mendirikan King Abdullah University for Science and Technology (KAUST) yang didalamnya terdapat ilmuwan-ilmuwan terbaik dunia dengan kumpulan mahasiswa terbaik dari berbagai Negara di dunia. Kampus ini juga dilengkapi dengan peralatan modern dan super canggaih diantaranya Super Komputer Tercanggih ada di dalamnya. Di kampus ini Indonesia juga turut menyumbangkan 18 mahasiswa terbaiknya untuk belajar berbagai displin ilmu.
Kini, Raja Abdullah mulai menerima buah restorasinya. King Saud University, King Fahad University dan King Abdulaziz University sudah mampu mensejajarkan diri dengan universitas-universitas terbaik di dunia. Potret buram Arab Saudi di masa lalu sepertinya akan hilang seiring dengan datangnya cahaya dari para jenius mahasiswa Saudi yang saat ini masih berkiprah di berbagai belahan dunia.[9]
Di bawah pengaruh kebudayaan barat modern, sistem sekolah dasar, menengah, skolah kejuruan, teknik, sampai pada sistem universitas yang ada di Arab dan dunia Islam diperbaharui atau disesuaikan (adaptasi) menurut pola barat dan begitu juga halnya dengan penyusunan silabus dan kurikulum. Pengadaptasian yang dimaksud disini bukanlah berarti menelan mentah-mentah segala apa yang datang dari barat, tetapi sistem dan bentuk pendidikan barat yang maju disesuaikan dengan falsafah pendidikan Islam.




[3]http://nurwahyudi.blogspot.com.htmldiunduh pada minggu 29-09-13 20:24
[5]http://ideguru.wordpress.com/diunduh pada minggu29-09-13 21:01
[8]Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2012, hal 169-170.

1 komentar:

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.