APA YANG DI DAPAT WANITA SAAT DI SURGA ?



Manakala kita semua memperhatikan berbagai perta-nyaan yang diajukan oleh kaum wanita tentang hal ihwal keadaan mereka di surga dan apa yang mereka peroleh di dalamnya, maka jawabannya sebagai berikut:

Pertanyaan yang banyak dilontarkan oleh kaum wanita tentang selaksa pahala dan berjuta kenikmatan yang kelak diperoleh di dalam surga adalah pertanyaan lum-rah dan tidak akan ada yang mengingkarinya. 

Mengapa demikian?
Karena jiwa manusia memang begitu antusias untuk memikirkan masa depan dan tempat kembali mereka. Begitu pula Rosululloh  , beliau tidak pernah mengingkari berbagai bentuk pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat tentang surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya. 

Di antaranya, mereka bertanya kepada Rosululloh  , “Apakah konstruksi bangunan surga?” Beliau menjawab: 
(( لَبِنَةٌ مِنْ ذَهَبٍ، وَلَبِنَةٌ مِنْ فِضَّةٍ، مِلاَطُهَا الْمِسْكُ الأَذْفَرُ، وَحَصْبَاؤُهَا الْيَاقُوتُ وَاللُّؤْلُؤُ، وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ، مَنْ يَدْخُلْهَا يَخْلُدْ فِيهَا يَنْعَمُ لاَ يَبْؤُسُ، لاَ يَفْنَى شَبَابُهُمْ، وَلاَ تَبْلَى ثِيَابُهُمْ ))
“Batu bata yang terbuat dari emas dan perak, dan adukan semen (lepa) dari kesturi yang wangi, kerikil-kerikilnya berupa mutiara dan batu rubi (yaqut), dan tanahnya adalah za’faran. Barangsiapa yang memasukinya akan dikaruniai kesenangan dan tidak akan pernah merasakan pen-deritaan, ia akan tinggal di sana selamanya dan tidak akan penah mati, kemudaan usianya tidak akan pernah pudar, dan pakaiannya tidak akan pernah lusuh.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishohihkan al-Albani dalam ta’līq atau komentarnya terhadap al-Misykāh no. 673)

Kemudian pada suatu waktu, para sahabat juga bertanya kepada Rosululloh  , “Apakah kami kelak di surga akan bersanding kembali dengan istri-istri kami (di dunia)?”. Maka beliau   mengabarkan bahwa mereka akan mempe-rolehnya kembali.” (HR. Abu Nu’aim dalam Sifāt al-Jannah, dishohihkan al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shohīhah) 

Sesungguhnya jiwa setiap manusia, baik laki-laki mau-pun perempuan akan rindu dan gembira manakala di-sebutkan kepada mereka tentang surga dan beragam kelezatan lainnya yang semisal. 

Ini merupakan sebuah kerinduan yang baik, asalkan semata-mata tidak hanya berupa angan-angan kosong semu atau lamunan sesaat, tanpa pernah diiringi dengan amal shaleh yang nyata untuk menggapainya dengan optimal dan maksimal. 
Kepada orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, Alloh   telah berfirman:

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan.” (QS. az-Zukhruf [43]: 72)Oleh karena itu, kita pun harus sigap untuk memotivasi kerinduan jiwa pribadi kita dan juga jiwa-jiwa orang lain dengan kabar gembira tentang surga dan mengokohkan-nya dengan mewujudkan kerinduannya tersebut dalam wujud amal shaleh.

Sesungguhnya surga dan kenikmatan yang terdapat di dalamnya bukan khusus disediakan bagi kaum laki-laki saja. 

Bahkan surga telah disediakan bagi orang-orang yang bertakwa  dari kalangan dua jenis umat manusia, laki-laki dan perempuan sebagaimana dikabarkan Alloh   dalam firman-Nya:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. an-Nisa’ [4]: 124)
“Alloh menjanjikan kepada orang-orang Mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Alloh adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. at-Taubah [9]: 72) Sudah selayaknya bagi setiap wanita untuk tidak me-nyibukkan dirinya dengan melontarkan banyak perta-nyaan dan ingin mengetahui secara terperinci tentang “tata cara” masuknya mereka ke dalam surga. 
Seperti pertanyaan; “Apakah yang kelak ia kerjakan di surga?”, “Kemana saja ia akan pergi?”, dan berbagai bentuk pertanyaan lainnya yang semisal. 
Cukuplah baginya mengetahui bahwa dengan masuk-nya wanita ke dalam surga, maka akan sirnalah segala masa kesengsaraan dan kesedihan yang pernah dilalui dan dija-laninya. Lalu berubah menjadi masa penuh kebahagiaan yang abadi. 
Cukuplah baginya firman Alloh   tentang surga:

BACA JUGA : SURGA UNTUK MUSLIMAH

“Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.” (QS. al-Hijr [15]: 48)
“Di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya.” (QS. az-Zukhruf [43]: 71)
“...Alloh meridhai mereka dan mereka pun ridha ter-hadap-Nya....” (QS. al-Ma’idah [5]: 119)Atau sabda Rosululloh   yang meriwayatkan firman dari Robbnya (hadits qudsi):
(( أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ))
“Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh sesuatu (surga) yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum sempat terlintas dalam hati seorang pun. Kemudian beliau membacakan ayat:

“Tak seorangpun mengetahui apa yang Alloh sembunyikan bagi mereka berupa kenikmatan surga, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. as-Sajdah [32]: 17).” (HR. al-Bukhari) Ketika Alloh   menyebutkan iming-iming yang terda-pat di dalam surga berupa berbagai macam kelezatan makanan, pemandangan yang indah, tempat tinggal dan pakaian yang mewah. 
Maka sesungguhnya Alloh   telah menyiapkan dan memperuntukkan segala macam kenikmatan tersebut untuk dinikmati oleh dua jenis umat manusia sekaligus, yaitu laki-laki dan perempuan.
Namun, Alloh   mengiming-iming hal lain yang khusus bagi laki-laki dan menjadikan mereka rindu kepada surga karenanya, yaitu bidadari yang cantik nan jelita. Dan kenikmatan seperti ini tidak diperoleh wanita, karena mereka memang tidak pernah diiming-iminginya.

Pertanyaan dan Jawabannya

Karena itu, mungkin saja sebagian orang bertanya-tanya tentang sabda Rosululloh   tersebut, bahwa kaum wanita tidak diiming-imingi untuk mendapatkan “bidadara” dan memang tidak akan memperolehnya.
Maka jawabnya sebagai berikut:
Alloh   berfirman:

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang justru akan ditanyai.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 23)Namun, tidak mengapa bila kita mengungkap hikmah besar berdasarkan nash-nash syar’i dan pokok-pokok dasar Islam yang benar, bahwa Alloh   mengiming-imingi bi-dadari khusus bagi kaum laki-laki, adalah karena berbagai hal berikut:

Sesungguhnya sudah diketahui dan dimaklumi dengan pasti bahwa tabiat kaum wanita adalah pemalu. 

Oleh karena itu, Alloh   tidak menjadikan mereka rindu kepada kenikmatan surga yang membuat mereka merasa malu.

Sebagaimana sudah umum diketahui pula bahwa rasa rindu seorang wanita kepada laki-laki tidak “seperti” rasa rindu seorang laki-laki kepada wanita. 

Oleh karena itu, Alloh   dengan tegas menyatakan adanya kerinduan laki-laki saat disebut para wanita atau bidadari surga. Sungguh benarlah apa yang disabdakan oleh Rosululloh  :
(( مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ ))
“Tidaklah aku tinggalkan ujian yang lebih berba-haya bagi laki-laki daripada godaan wanita.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Adapun wanita, maka kerinduan mereka adalah kepada perhiasan, seperti pakaian dan gelang yang melebihi kerin-duan mereka kepada laki-laki. Sebab Alloh   telah mem-berikan tabiat kerinduan tersebut kepada mereka. 
Hal ini sebagaimana firman Alloh  :

“Dan apakah patut (menjadi anak Alloh) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang ia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam per-tengkaran.” (QS. az-Zukhruf [43]: 18) Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin   berkata:
“Alloh menyebutkan istri-istri bagi lelaki, karena lelaki biasanya suka dan merindukan wanita. Oleh ka-rena itu di surga disebutkan para istri (bidadari) yang disediakan bagi lelaki, namun tidak disebutkan suami (“bidadara”) bagi para wanita. Namun, konsekuensi dari hal itu bukan berarti bahwa para wanita tidak memiliki pasangan. Bahkan mereka akan memiliki pasangan dari anak keturunan Adam (manusia).” (al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/175) 

Setiap wanita ketika hidup di dunia, maka tidak terle-pas dari beberapa keadaan berikut yang dialaminya: 

a. Ia meninggal sebelum menikah.
b. Ia meninggal setelah dicerai suaminya, dan belum pernah melangsungkan pernikahan yang kedua.
c. Ia telah menikah, namun suaminya tidak dapat me-masuki surga bersamanya.
d. Ia wafat setelah menikah.
e. Ia ditinggal mati suaminya, dan tidak menikah lagi sepeninggalnya.
f. Ia ditinggal mati suaminya lalu menikah dengan laki-laki lain.

Inilah beberapa keadaan yang dialami wanita ketika di dunia. Tiap keadaan memiliki balasannya masing-masing saat di surga, yaitu:

1. Adapun wanita yang wafat sebelum menikah, maka di surga kelak ia akan dinikahkan oleh Alloh   dengan pemuda dari penduduk dunia yang masuk surga dalam keadaan membujang. 

Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh  :
(( مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ ))
“Tidak ada penduduk surga yang membujang.” (HR. Muslim)

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin   berkata:
“Bila di dunia seorang wanita belum pernah menikah, maka Alloh akan menikahkannya dengan pemuda yang menyejukkan hatinya di surga. Sebab kenikmatan surga bukan terbatas bagi laki-laki saja. Namun, mencakup juga laki-laki dan perempuan. Termasuk bagian dari kenikmatan surga adalah melangsungkan pernikahan.” (al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/175)

2. Semisal poin (1) adalah wanita yang wafat dalam kea-daan telah dicerai suaminya.

3. Semisal poin (1) adalah wanita penghuni surga yang suaminya tidak dapat memasuki surga.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin   berkata:
“Wanita penduduk surga yang belum pernah menikah atau wanita penduduk surga yang suaminya tidak dapat masuk surga bersamanya, maka di surga kelak ia akan di-nikahkan dengan laki-laki penghuni surga yang belum per-nah menikah juga ketika di dunia.” (al-Majmū’ ats-Tsamīn 1/173)

4. Wanita yang wafat setelah menikah, maka suaminya ketika di dunia akan menjadi suaminya di surga, dengan syarat suaminya tersebut juga masuk surga.

5. Wanita yang ditinggal wafat suaminya dan tidak pernah menikah lagi sesudahnya, maka suaminya di dunia akan menjadi suaminya di surga.

6. Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya, lalu ia me-nikah dengan laki-laki lain, maka suami terakhirlah yang akan menjadi pasangan hidupnya di surga, meski-pun ia menikah dengan banyak laki-laki sebelumnya. 

Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh  :
(( الْمَرْأَةُ ِلاۤخِرِ أَزْوَاجِهَا ))
“Wanita menjadi pasangan hidup (istri) di surga bagi suaminya yang terakhir.” (Silsilah al-Ahādīts ash-Shohīhah no. 1281)

Juga berdasarkan ucapan Hudzaifah bin al-Yaman  kepada istrinya:
( إِنْ شِئْتِ أَنْ تَكُوْنِي زَوْجَتِيْ فِي الْجَنَّةِ فَلاَ تَزَوَّجِيْ بَعْدِيْ، فَإِنَّ الْمَرْأَةَ فِي الْجَنَّةِ ِلآخِرِ أَزْوَاجِهَا فِي الدُّنْيَا، فَلِذٰلِكَ حَرَّمَ اللهُ عَلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ   أَنْ يَنْكِحْنَ بَعْدَهُ ِلأَنَّهُنَّ أَزْوَاجُهُ فِي الْجَنَّةِ )

“Bila engkau ingin menjadi istriku kelak di surga, maka janganlah engkau menikah sepeninggalku. Sesungguhnya istri akan menjadi pasangan di surga bagi suami terakhirnya ketika di dunia. Oleh karena itu, Alloh mengharamkan bagi para istri Nabi untuk menikah lagi sepeninggal beliau, sebab mereka ada-lah para istri beliau di surga.” (Silsilah al-Ahādīts ash-Shohīhah)

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.