HUKUM TIDAK AMANAH DAN MEMAKAN YANG HARAM


Amanah adalah sifat orang yang beriman, sedangkan khianat adalah sifat orang munafik. Amanat bisa berupa titipan barang atau uang, bisa juga kedudukan atau ja-batan, atau yang lainnya. Seorang Mukmin wajib menjaga amanah yang dilimpahkan kepadanya, karena setiap amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. 
Rosululloh   bersabda:

(( لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيْمَ فَعَلَ فِيْهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ ))
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya darimana ia mem-perolehnya serta untuk apa ia membelanjakannya, dan tentang fisiknya untuk apa ia gunakan.” (HR. at-Tirmidzi, Hadits Hasan) 

Dewasa ini, kita sering mendengar tentang penyalah-gunaan amanat dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepo-tisme, atau memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Alloh   telah mengancam dan mencela orang-orang Yahudi karena perbuatan-perbuatan seperti ter-sebut di atas. 

Alloh   berfirman: 
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesung-guhnya amat buruk apa yang mereka telah ker-jakan itu.” (QS. al-Ma’idah [5]: 62) 

Terdapat banyak hadits yang memberikan peringatan dari perbuatan yang haram ini dan menerangkan akibat buruk bagi pelakunya, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu ‘Umar   dari Nabi  , bahwa beliau   bersabda: 
(( كُلُّ جَسَدٍ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ فَالنَّارُ أَوْلىَ بِهِ )) 
“Setiap daging yang tumbuh dari yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.” (HR. al-Bukhori)

Rosululloh   juga bersabda: 
“Sesungguhnya Alloh itu Maha baik, dan Dia ti-dak mau menerima kecuali yang baik. Dan sesung-guhnya Alloh menyuruh orang-orang Mukmin sebagaimana menyuruh kepada para rosul, dimana Alloh   berfiman: “Hai rosul-rosul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang sholih.”  (QS. al-Mu’minun [23]: 51)
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian.” (QS. al-Baqoroh [2]: 172)  

Kemudian Nabi   menuturkan cerita seorang laki-laki yang datang dari tempat yang jauh, rambutnya kusut dan badannya penuh debu sambil menadahkan tangan-nya ia mengucapkan: ‘Ya Robbi, Ya Robbi,’ sedang ma-kanannya haram, minumannya haram, pakaiannya ha-ram dan juga diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim )

Hadits di atas menerangkan bahwa tidak selektif dalam memilih makanan yang baik dan halal menyebab-kan doa seseorang terhalang, atau tidak sampai kepada Alloh   dan cukuplah itu sebagai kerugian. Na’udzu billahi min dzalik.

Wahai kaum Muslimin… hindarkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari memakan yang haram, agar kalian dan keluarga kalian selamat dari api neraka yang dijadikan Alloh   lebih pantas ditempati bagi setiap daging yang tumbuh dari yang haram. Sesungguhnya makanan yang haram menjadi sebab terhalang dan tidak terkabulnya doa.

Wahai kaum Muslimin…bertakwalah kalian kepada Alloh , jauhilah murka-Nya, bersabarlah dengan re-zeki yang telah Alloh   berikan kepada kalian, meski kalian dalam kekurangan. Sesungguhnya Alloh   men-janjikan pahala sangat besar yang tidak terhitung bagi orang-orang yang bersabar.

Saudaraku kaum Muslimin dan Muslimat....
Renungkanlah ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rosululloh   yang shahih berikut:
“...Itulah larangan Alloh, maka janganlah kalian mendekatinya....” (QS. al-Baqoroh [2]: 187)

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Alloh memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. an-Nisa’ [4]: 14)

“Apa yang dihalalkan Alloh dalam kitab-Nya itu-lah yang halal dan apa yang diharamkan-Nya itulah yang haram, dan apa yang didiamkan-Nya berarti itulah yang dimaafkan. Maka terimalah apa-apa yang dimaafkan Alloh, karena sesung-guhnya Alloh tidaklah lupa, lalu beliau membaca ayat, “Dan tidaklah Robbmu lupa.” (HR. al-Hakim)

Semoga sholawat dan salam sejahtera
tercurah atas Nabi Muhammad  ,
keluarga dan para sahabatnya

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.