KEDUDUKAN WANITA DARI BERBAGAI PERSPEKTIF LINTAS SEJARAH


Dalam hadits shohīh riwayat Abu Dawud dan lain-nya, Rosululloh   dengan tegas menyatakan bah-wa kaum wanita adalah saudara kandung dari kaum laki-laki atau kembarannya (syaqā’iq ar-rijāl). 

Karena itu, tidak salah bila dinyatakan bahwa wanita adalah saudara perempuan (kakak atau adik) seorang laki-laki, ibunya, istrinya, neneknya, bibinya dan uwak perempuannya. Wanita juga adalah seorang insan yang kalau tidak ada dia, tentu tidak akan ada laki-laki, sekaligus sebagai orang yang sangat dibutuhkannya. Wanita adalah ibunda para Nabi dan Rosul, ibu para ulama dan orang-orang shaleh, dan seorang insan yang darinya lahir para pembesar dan pejuang nan gagah berani. Di samping itu, wanita beriman adalah hamba Alloh   yang bila ada yang menyakitinya, maka Alloh   menyatakan perang kepadanya. 

Itulah wanita dalam kemuliaannya yang tinggi dan keluhuran pamornya yang menawan serta jalan kemulia-annya yang begitu agung. Maka siapakah yang sanggup menurunkan ketinggian atau menanggalkan kemuliaan dan kehormatannya?

Wanita Dalam Lintasan Sejarah

Berikut beberapa pandangan yang memaparkan kondisi wanita dalam lintasan sejarah dan kehidupan umat manusia di masa lalu, namun boleh jadi fenomenanya masih menyi-sakan luka hingga saat ini.

Wanita dalam pandangan bangsa Yunani:

Wanita adalah anggota masyarakat yang tidak memi-liki kedudukan atau status mulia.
Wanita adalah penyebab segala penderitaan dan mu-sibah yang menimpa umat manusia.
Wanita adalah makhluk yang paling rendah derajat-nya, hingga mereka tidak berhak untuk duduk-du-duk di meja makan, terlebih manakala ada tamu a-sing, maka kedudukannya adalah hanya sebagai se-orang budak dan pelayan.
Kemudian opini berubah, dengan memberikan ke-bebasan seksual mutlak bagi wanita, yaitu sebagai pemuas nafsu hewani dan pelacur, sehingga mereka menempati kedudukan tinggi dan menjadi kiblat bagi masyarakat.

BACA JUGA : MUSLIMAH, KARNA DIRIMU BEGITU BERHARGA

Wanita dalam pandangan bangsa Romawi:

Wanita adalah orang yang berhak “diikat tanpa di-lepaskan...”, sehingga wanita senantiasa dikekang hak-haknya.
Setelah menjadi negeri modern, wanita adalah pe-layan yang penuh kehinaan, akibatnya kaum wa-nita berusaha menyeret kaum lelaki ke dalam arus perbuatan keji dan dosa, dengan memanfaatkan pandangan laki-laki. 
Dampak hal ini adalah maraknya profesi pelacur, kontes wanita tanpa busana, mandi bersama antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat dan novel-novel porno yang dibungkus dalam bentuk modernisasi dan reformasi.

Wanita dalam pandangan bangsa Persia:

Wanita adalah orang yang dizhalimi haknya dan mudah ditimpakan hukuman berat hanya karena sedikit kesalahan. 
Apabila kesalahan terus dilakukan, malah di-perbolehkan untuk menyembelih wanita tersebut.
Wanita dilarang menikah dengan laki-laki yang tidak memiliki baju besi yang bermacam-macam.
Apabila datang haid, maka wanita diusir dari tem-patnya ke tempat yang jauh dan tidak boleh ada yang berhubungan dengannya kecuali pembantu yang bertugas mengantarkan makanan kepadanya.

Wanita dalam pandangan bangsa Cina:

Wanita adalah orang yang tinggal menunggu pe-rintah untuk berbuat zina, tanpa bisa menolaknya.
Wanita adalah orang yang tidak berhak menerima warisan dari ayahnya.
Wanita adalah makhluk yang dianggap sebagai racun (kehidupan), yang merusak kebahagiaan dan harta benda.

Wanita dalam pandangan bangsa India:

Wanita adalah budak.
Wanita adalah sumber kesalahan dan penyebab ke-munduran akhlak maupun mental.
Wanita diharamkan untuk memperoleh hak-hak pemerintahan dan warisan.
Wanita tidak mempunyai hak hidup setelah suami-nya meninggal, sehingga harus ikut meninggal juga di hari kematian suaminya dengan dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya dalam satu tempat pembakaran.

Wanita dalam pandangan bangsa Yahudi:

Wanita adalah makhluk yang rendah dan hina.
Wanita adalah barang tak berharga yang dapat di-beli di pasar-pasar, yang dikekang hak-haknya dan terhalang untuk mendapatkan warisan.
Wanita adalah satu pintu dari pintu-pintu Jahannam karena dituduh yang menggerakkan dan membawa laki-laki kepada dosa.
Wanita adalah pemancar mata air musibah yang menimpa manusia.
Wanita adalah makhluk terlaknat yang telah meng-goda Adam  .
Ketika haidh, wanita tidak boleh duduk, tidak bo-leh makan-makan dan tidak boleh menyentuh be-jana karena dianggap najis, dilarang memasuki ru-mah kecuali kamar khusus yang di depannya telah disediakan roti dan air.
Wanita adalah pelacur, sehingga kaum lelaki men-jadikan perzinahan sebagai upacara suci dengan menyetubuhi wanita, bahkan zina dipandang se-bagai bentuk pendekatan diri (taqarrub) kepada Tuhan.

Wanita dalam pandangan bangsa Nashrani (Kristen):

Wanita adalah biang dari kemaksiatan, akar dari kejahatan dan dosa.
Wanita adalah satu pintu dari pintu-pintu Jahannam karena dituduh yang menggerakkan dan membawa laki-laki kepada dosa.
Berhubungan badan antara laki-laki dengan wanita adalah najis sekalipun ditempuh dengan cara yang benar (nikah).


Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.