KEUTAMAAN ABU BAKAR ASH SHIDDIQ



Abu Bakar   memiliki banyak sekali keutamaan dan kemuliaan. Di antara keutamaan-keutamaannya adalah:

1. Paling berjasa dalam membela dakwah Rosululloh  .

Rosululloh   bersabda:
(( إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَىَّ فِى صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبَا بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلاً غَيْرَ رَبِّى لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ، وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِى الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلاَّ سُدَّ، إِلاَّ بَابَ أَبِى بَكْر ٍ))
“Sesungguhnya orang yang paling berjasa kepadaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh menjadikan kekasih sejati selain Robbku, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi hubunganku dengan-nya hanyalah sebagai saudara seiman dan kecinta-an kepadanya. Tidaklah terdapat pintu masjid ke-cuali ditutup, kecuali pintu Abu Bakar.” (HR. al-Bukhari)

2. Sahabat yang paling dicintai oleh Rosululloh  . 

Dari ‘Amr bin al-‘Ash   bahwa Rosululloh   meng-utusnya untuk memimpin pasukan dalam perang Dzatus Salasil, lalu aku mendatangi beliau dan bertanya kepada Rosululloh  , ‘Siapakah orang yang paling engkau cintai?’, maka beliau menjawab:
 (( عَائِشَةُ )). فَقُلْتُ مِنَ الرِّجَالِ؟ فَقَالَ: (( أَبُوهَا )). قُلْتُ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: (( ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ )). فَعَدَّ رِجَالاً.
“‘Aisyah”, aku bertanya lagi, ‘Dari kalangan laki-laki?’. Lalu beliau menjawab: “Bapaknya (yakni Abu Bakar)”, ke-mudian siapa lagi?”. Beliau berkata: “Kemudian ‘Umar bin al-Khaththab.”. Dan kemudian beliau menyebut beberapa orang lagi. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

3. Selalu terdepan dalam setiap kebaikan.

‘Umar bin al-Khaththab    berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ   يَوْمًا أَنْ نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذَلِكَ مَالاً عِنْدِى، فَقُلْتُ: الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ  : (( مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ )). قُلْتُ: مِثْلَهُ. قَالَ: وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ رضى الله عنه بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ  : (( مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ. قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ. قُلْتُ لاَ أُسَابِقُكَ إِلَى شَىْءٍ أَبَدًا ))
“Pada suatu hari Rosululloh   memerintahkan kami untuk bershadaqah, dan saat itu kebetulan saya memiliki sejumlah harta. Lalu saya bergumam, ‘Hari ini saya akan mendahului Abu Bakar, kalau suatu hari saya mampu mendahuluinya. Akhirnya saya mendatangi Rosululloh   dengan membawa separuh hartaku.’. Maka Rosululloh   bertanya kepada saya: “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”. Sayapun menjawab, ‘Separuhnya lagi.’. Lalu datanglah Abu Bakar dengan membawa semua yang ia miliki, dan berkatalah Rosululloh   kepadanya: “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?”. Ia menjawab, ‘Aku tinggalkan untuk mereka Alloh dan Rosul-Nya.’. Sayapun berkata, ‘Aku tidak akan pernah bisa mendahuluimu dalam hal apapun.’ (HR. Abu Dawud dihasankan al-Albani)

Dari riwayat tersebut para ulama tafsir menyatakan bah-wa yang dimaksud dalam firman Alloh   berikut ini ada-lah dirinya, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq  ,

“Dan kelak akan dijauhkan dari neraka itu orang yang paling bertakwa, yaitu orang yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk membersihkan diri-nya.” (QS. al-Lail [92]: 17-18)4. Sahabat yang dijuluki oleh Rosululloh   sebagai ash-shiddiq yaitu orang yang paling jujur lagi terpercaya. 
Dari Qatadah  , bahwa Anas bin Malik   mencerita-kan kepada mereka bahwa Nabi   menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, saat itu tiba-tiba gunung Uhud berguncang, maka beliau   bersabda:
(( اثْبُتْ أُحُدُ، فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِىٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ ))

“Tenanglah Uhud, karena sesungguhnya yang ber-ada di atasmu adalah seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang yang syahid.” (HR. al-Bukhari)

5. Sahabat yang menjadi pendamping Rosululloh   saat beliau diburu oleh orang-orang kafir Quraisy. 

Alloh   berfirman: 

“Jikalau kalian tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Alloh telah menolongnya; (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang ia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada da-lam gua, di waktu ia berkata kepada temannya: “Ja-nganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Alloh beserta kita.” (QS. at-Taubah (9): 40)Disebutkan dalam sirah, bahwa sesampainya mereka berdua di depan gua Tsur, Abu Bakar   berkata: “Demi Alloh, wahai Rosululloh  , janganlah engkau masuk ke dalam gua ini sebelum aku masuk terlebih dahulu. Jika di dalamnya ada sesuatu yang berbahaya, biarkanlah saya yang terkena terlebih dahulu, asal tidak ada musibah yang me-nimpamu. Lalu Abu Bakar   memasuki gua dengan me-nyingkirkan kotoran dan sampah yang menghalanginya. Lalu ia merobek mantel yang ia kenakan menjadi dua bagian guna menutup lubang dan celah yang ada di dalam gua, karena ia khawatir akan keluar binatang tertentu yang da-pat melukai Rosululloh  . Setelah ia merasa bahwa kondisi-nya telah aman, Abu Bakar   berkata kepada beliau: “Ma-suklah!”, maka beliau pun masuk ke dalam gua. Setelah mengambil tempat di dalam gua, beliau merebahkan kepa-lanya di atas pangkuan Abu Bakar dan tertidur. Tiba-tiba Abu Bakar disengat hewan dari lubang dekat tempat duduk-nya. Namun ia tidak berani bergerak, karena takut akan mengganggu tidur Rosululloh  . Dengan menahan sakit, akhirnya air matanya menetes ke wajah beliau. Rosululloh   pun terbangun dan bertanya: “Apa yang terjadi denganmu, wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar menjawab: “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, aku digigit binatang”. Kemudian Ro-sululloh   meludahi bagian yang digigit tersebut sehingga hilang rasa sakitnya.

6. Sahabat yang paling bersemangat dalam  mengerjakan amal kebajikan. 

Dari Abu Hurairah  , ia berkata bahwa: Rosululloh   bertanya:
(( مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ صَائِمًا )). قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا. قَالَ: (( فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ جَنَازَةً )). قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا. قَالَ: (( فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مِسْكِينًا )). قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا. قَالَ: (( فَمَنْ عَادَ مِنْكُمُ الْيَوْمَ مَرِيضًا )). قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَا اجْتَمَعْنَ فِى امْرِئٍ إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّة )).

BACA JUGA : KEPEDULIAN ABU BAKARA ASH SHIDDIQ TERHADAP ORANG-ORANG YANG LEMAH DAN BUDAK BELIAN

“Siapa di antara kalian yang berpuasa hari ini?”. Abu Bakar   menjawab, ‘Saya.’. Lalu Nabi   bertanya kembali: “Siapa di antara kalian yang hari ini telah mengiringi je-nazah?”. Abu Bakar   menjawab, ‘Saya.’. Nabi   pun me-lanjutkan pertanyaannya dan berkata: “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan kepada orang miskin?”. Abu Bakar   menjawab lagi, ‘Saya.’. Rosul   pun berta-nya kembali: “Siapa di antara kalian yang telah menjenguk orang yang sakit?”. Abu Bakar   kemudian menjawab, ‘Saya.’. Mendengar itu semua Rosululloh   bersabda: “Ti-daklah semua hal tadi terkumpul dalam diri seseorang, kecuali ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)

7. Beliau adalah sahabat Rosululloh   yang paling utama. 

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar   ia berkata:
( كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ   فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ )
“Dahulu kami memilih manusia yang terbaik pada zaman Nabi  , maka kami memilih Abu Bakar, kemudian ‘Umar bin al-Khathab, kemudian ‘Utsman bin ‘Affan.” (HR. al-Bukhari)

Penilaian para sahabat tersebut juga dibenarkan oleh ‘Ali bin Abi Thalib  , Khalifah yang keempat. Muham-mad bin al-Hanafiyyah (salah seorang putera ‘Ali   ) ber-kata:
( قُلْتُ ِلأَبِيْ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُوْلِ اللهِ  ؟ قَالَ: أَبُوْ بَكْرٍ. قُلْتُ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ عُمَرٌ. وَخَشِيْتُ أَنْ يَقُوْلَ عُثْمَانٌ. قُلْتُ: ثُمَّ أَنْتَ؟ قَالَ: مَا أَنَا إِلاَّ رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ) 

“Saya pernah bertanya kepada ayahku (‘Ali bin Abi Thalib  ), ‘Siapakah manusia terbaik setelah Rosululloh  ?”. Beliau menjawab: “Abu Bakar.”. Saya bertanya lagi, “Kemudian siapa?”, maka beliau menjawab: “Kemudian ‘Umar.”. Akupun khawatir jika beliau menyebutkan ‘Utsman setelah mereka berdua, maka aku katakan, ‘Kemudian eng-kau.’. Ia menjawab, ‘Aku hanyalah salah seorang dari kaum Muslimin.” (HR. al-Bukhari)

Keutamaan Abu Bakar   juga diakui oleh para sahabat lain yang hidup sezaman dengannya. Mereka semua memuji dan mencintainya. Demikian pula para tabi’in, generasi yang datang setelah para sahabat, semuanya mencintainya.
al-Baihaqi   meriwayatkan dalam Syu’ab al-Iman dari ‘Umar bin al-Khaththab   bahwa ia berkata, “Seandainya iman Abu Bakar ditimbang dengan iman seluruh pendu-duk bumi, niscaya akan lebih berat iman Abu Bakar ash-Shiddiq!”.

Ketika Abu Bakar   wafat dan telah dikafani, ‘Ali bin Abi Thalib   masuk untuk menengoknya, seraya berkata, “Tidak ada seroangpun yang menghadap Alloh dengan ki-tab catatan amal yang lebih aku sukai dari orang ini.”.

‘Ali   juga pernah berkata. “Barangsiapa yang meng-anggap aku lebih utama dari pada Abu Bakar dan ‘Umar, maka aku akan mencambuknya seperti orang yang melem-parkan tuduhan dusta (yaitu dicambuk sebanyak 80 kali).”

asy-Sya’bi   (seorang imam di kalangan tabi’in) ber-kata: “Alloh telah mengkhususkan Abu Bakar dengan em-pat perkara yang tidak Dia berikan kepada seorang pun di antara hamba-hamba-Nya: Dia menyebutnya dengan ash-Shiddiq dan tidak seorang pun yang digelari ash-Shiddiq selainnya, ialah yang menemani Rosululloh    ketika di gua Tsur. Ialah pendampingnya ketika beliau hijrah, dan ialah yang disuruh oleh Rosululloh    untuk mengimami shalat sementara kaum Muslimin yang lain sebagai mak-mumnya.”

8. Mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan memasuki surga dari ke delapan pintunya.

Dari Abu Hurairah   bahwa Rosululloh   bersabda:
(( مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ. فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا عَلَى مَنْ دُعِىَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ: نَعَم، وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ ))

“Barangsiapa yang menafkahkan sepasang (yakni sepasang kuda, atau dinar dan dirham, atau sepasang yang lainnya) di jalan Alloh, ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Alloh, inilah kebaikan. Barangsiapa termasuk dari ahli shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang termasuk dari ahli jihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa yang termasuk ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Barangsiapa yang termasuk dari ahli shodaqoh, ia akan dipanggil dari pintu shodaqoh.”

Lalu Abu Bakar   berkata: “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu wahai Rosululloh, cukuplah seseorang dipang-gil dari salah satu pintu tersebut, lalu adakah yang dipanggil dari seluruh pintu?” Rosululloh   menjawab: “Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) 

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.