KEUTAMAAN UTSMAN BIN AFFAN SEBAGAI SAHABAT NABI



Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan   memiliki be-berapa keutamaan yang sangat banyak. Di antara keutama-an-keutamaan beliau adalah:

1. Beliaulah yang telah membeli sumur Rumah dan me-nyerahkannya kepada kaum Muslimin. 

2. Beliau juga telah membekali tentara ‘usrah (tentara pe-rang Tabuk). 

Rosululloh   bersabda:
(( مَنْ جَهَّزَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَلَهُ الْجَنَّةُ )). فَجَهَّزَهُ عُثْمَانُ
“Barangsiapa yang membekali tentara ‘usrah maka baginya surga.” Maka ‘Utsman pun membekalinya. (HR. al-Bukhari) 

3. Beliau adalah sahabat Rosululloh   yang terbaik setelah Abu Bakar dan ‘Umar  . 

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar   bahwa ia berkata:
( كُنَّا نُخَيِّرُ بَيْنَ النَّاسِ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ   فَنُخَيِّرُ أَبَا بَكْرٍ، ثُمَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، ثُمَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ   )
“Kami (para sahabat Nabi  ) pada zaman beliau me-milih siapakah yang terbaik di antara umat manusia, lalu kami pun bersepakat bahwa yang terbaik adalah Abu Bakar, kemudian ‘Umar kemudian ‘Utsman   .” (HR. al-Bukhari) 

4. Beliau adalah khalifah yang pertama kali memperluas Masjid Nabawi sebagai respon terhadap keinginan Ro-sululloh   saat masjid tersebut terasa semakin sempit.

5. Beliaulah yang menghimpun (kodifikasi) al-Qur’an da-lam satu mushaf ketika terjadi perbedaan qiraa’ah (cara membaca al-Qur’an) di beberapa wilayah Islam. 

Maka, ‘Utsman   menyatukannya dalam satu bacaan yang sering dibaca oleh Rosululloh  . Beliau meng-kodifikasi al-Qur’an dalam satu mushaf dengan bacaan tersebut dan memerintahkan untuk membakar mushaf-mushaf lainnya. Rasm ‘Utsmani merupakan bacaan kaum Muslimin hingga dewasa ini.

BACA JUGA : KONDISI MASYARAKAT SAAT UTSMAN BIN AFFAN MENJADI KHALIFAH

3. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas  , ia berkata bahwa Rosululloh   bersabda:

(( أَرْحَمُ أُمَّتِى أَبُو بَكْرٍ وَأَشَدُّهَا فِى دِينِ اللهِ عُمَرُ وَأَصْدَقُهَا حَيَاءً عُثْمَانُ وَأَعْلَمُهَا بِالْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَقْرَؤُهَا لِكِتَابِ اللَّهِ أُبَىٌّ وَأَعْلَمُهَا بِالْفَرَائِضِ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِينٌ وَأَمِينُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ ))
“Orang yang paling penyayang di antara umatku ada-lah Abu Bakar, yang paling tegas dalam agama Alloh adalah ‘Umar, yang paling pemalu adalah ‘Utsman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling hafal tentang al-Qur’an adalah Ubai dan yang paling mengetahui tentang ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit. Setiap umat mempunyai orang terpercaya dan orang ter-percaya di kalangan umatku adalah Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad dan dishahihkan oleh al-Albani)

4. Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar   ia berkata,  bahwa Rosululloh   keluar mendatangi kami setelah terbit matahari dan bersabda:

(( رَأَيْتُ قُبَْيلَ الْفَجْرِ كَأَنِّى أُعْطِيتُ الْمَقَالِيدَ وَالْمَوَازِينَ فَأَمَّا الْمَقَالِيدُ فَهَذِهِ الْمَفَاتِيحُ وَأَمَّا الْمَوَازِينُ فَهَذِهِ الَّتِى تَزِنُونَ بِهَا فَوُضِعْتُ فِى كِفَّةٍ وَوُضِعَتْ أُمَّتِى فِى كِفَّةٍ فَوُزِنْتُ بِهِمْ فَرَجَحْتُ ثُمَّ جِىءَ بِأَبِى بَكْرٍ فَوُزِنَ بِهِمْ فَوَزَنَ ثُمَّ جِىءَ بِعُمَرَ فَوُزِنَ فَوَزَنَ ثُمَّ جِىءَ بِعُثْمَانَ فَوُزِنَ بِهِمْ ثُمَّ رُفِعَتْ ))
“Aku melihat sebelum fajar seakan-akan aku diberi al-maqalid dan timbangan. Adapun al-maqalid ada-lah kunci-kunci, dan timbangan adalah alat yang biasa kalian pakai untuk menimbang. Kemudian aku diletakkan pada daun timbangan yang satu dan umat-ku diletakkan pada daun timbangan yang lain, dan ternyata aku lebih berat. Kemudian didatangkan Abu Bakar dan ditimbang dengan mereka, ternyata Abu Bakar lebih berat dari mereka. Lantas didatangkan ‘Umar dan ditimbang dengan mereka, ternyata ‘Umar lebih berat dari mereka. Lalu didatangkan ‘Utsman dan ditimbang dengan mereka, ternyata ‘Utsman  lebih berat dari mereka. Kemudian timbangan-tim-bangan itu diangkat.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

Disebutkan sebuah riwayat yang shahih dari Abu Bakar ash-Shiddiq   bahwa beliau mendikte ‘Utsman   untuk menuliskan wasiatnya ketika akan meninggal dunia. Ketika sampai pada masalah tentang kekhalifahan, Abu Bakar   jatuh pingsan. Maka, ‘Utsman   menuliskan nama ‘Umar  . Ketika Abu Bakar siuman, ia berkata, “Nama siapa yang ditulis?”, ‘Utsman menjawab, “‘Umar.”. Abu Bakar berkata, “Seandainya kamu menulis namamu sendiri, maka sebenar-nya kamu layak untuk menjabatnya.”.

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.