Pengaruh Ikhlash Terhadap Pahala Amal


     Keikhlashan apabila terdapat pada amal shaleh, maka amal shaleh itu menjadi murni untuk mengharapkan wajah Alloh   semata. Tak terbesit dalam hatinya sedikitpun keinginan untuk meraih perhiasan dan kesenangan dunia. 

      Alloh   akan membalas dengan pahala besar bagi orang-orang yang ikhlash, meskipun amal tersebut secara zhahirnya merupakan hal yang sepele dan ringan nilainya di hadapan orang lain.

      Cobalah Anda perhatikan kisah dalam hadits bithāqah (kartu yang padanya tertulis kalimat tauhid). Pemilik bithāqah itu adalah pelaku dosa besar, namun Alloh   mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga disebabkan keikhlashannya dalam berucap dan beramal dengan kalimat tauhid.

       Kita pun diingatkan dengan hadits mengenai seorang wanita pezina yang memberi minum seekor anjing, lalu Alloh   mengampuni dosa-dosanya. Kenapa demikian? Jawabnya, karena keimanan dan keikhlashan wanita yang memberi minum sesekor anjing yang menghunjam dalam hatinya. Sehingga ia rela mengambil air untuk anjing yang kehausan.

      Di sisi lain, amal shaleh yang tanpa diiringi keikhlashan dan kejujuran kepada Alloh  , maka amal tersebut tak bernilai dan tak ada balasan kebaikan sedikitpun bagi pelakunya. Bahkan pelakunya terancam dengan siksa yang amat pedih, meskipun ketaatan tersebut termasuk amal-amal yang agung, seperti  berperang di medan jihad melawan orang-orang kafir, menuntut ilmu syar’i dan mengajarkannya serta menginfakkan harta di jalan Alloh  .

     Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah  , ia berkata: ‘Aku mendengar Rosululloh   bersabda:

“Sesungguhnya manusia yang paling pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah seseorang yang gugur di medan perang, lalu ia didatangkan untuk dihisab, kemudian diperlihatkan kepadanya balasan-balasan baginya, hingga ia pun mengetahuinya. Lalu Alloh bertanya kepadanya: ‘

BACA JUGA : PENGERTIAN / URGENSI IKHLAS DAN CARA MENGGAPAINYA

Apa yang telah engkau lakukan?’ Ia menjawab: ‘Aku berperang karena-Mu, hingga aku pun gugur di medan perang.’ Alloh menjawab: ‘Engkau dusta, akan tetapi engkau berperang agar dikatakan, ‘Ia seorang pemberani dan telah disebutkan pujian itu.” Kemudian diperintahkan agar orang itu ditarik mukanya, lalu dilemparkan ke dalam Neraka. Selanjutnya adalah seseorang yang mempelajari ilmu, lalu mengajarkannya kembali, di samping itu ia pun membaca al-Qur’an, kemudian diperlihatkan kepadanya balasan-balasan baginya, sehingga ia pun mengetahuinya. Lalu Alloh bertanya kepadanya: ‘Apa yang telah engkau lakukan?’ Ia menjawab: ‘Aku memperlajari ilmu, kemudian  mengajarkannya kembali, dan aku pun membaca al-Qur’an karena-Mu.’ Alloh mejawab: ‘Engkau dusta, akan tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan: 

‘Ia seorang yang ‘alim (berilmu pengetahuan).” Dan engkau pun membaca al-Qur’an agar dikatakan: ‘Ia adalah seorang qāri (pembaca al-Qur’an yang mahir), dan telah disebutkan pujian itu.’ Kemudian diperintahkan agar orang itu ditarik mukanya, lalu dilemparkan ke dalam neraka. Dan yang terakhir adalah seseorang yang diluaskan dan dianugrahkan oleh Alloh berbagai macam harta, diperlihatkan kepadanya balasan-balasan baginya, sehingga ia pun mengetahuinya. Lalu Alloh bertanya kepadanya: ‘Apa yang telah engkau lakukan?’ Ia menjawab: ‘Tidaklah aku lewatkan setiap jalan yang Engkau sukai untuk berinfak padanya, melainkan aku berinfak padanya karena-Mu.’ Alloh menjawab: ‘Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukannya agar dikatakan: ‘Ia seorang yang dermawan, dan telah disebutkan pujian itu.” Kemudian diperintahkan agar orang itu ditarik mukanya, lalu dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.