Sabar dari Maksiat dan Hal-Hal yang Diharamkan


Apabila dunia telah menampakkan semua perhiasannya, kemudian dengan menari-nari ia menemui seseorang bak gadis cantik jelita yang menawan, apalagi ditambah dengan ditebarkannya seluruh keindahan dan syahwatnya di sebelah kanan dan kirinya. Maka ketahuilah bahwa ini adalah bencana model baru yang berbahaya, yaitu fitnah berupa kebahagiaan dan kelapangan hidup, karena Alloh   menguji hamba-hamba-Nya dengan keburukan (kesempitan) dan kebaikan (kelapangan) sekaligus.

Alloh   berfirman:
“Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 35)

Demikianlah, bahwa Alloh   Dzat Yang Maha Agung dan Mulia telah menjadikan kenikmatan dan kemuliaan hidup sebagai cobaan, sebagaimana halnya kesempitan dalam rezeki (juga sebagai cobaan).

Untuk itu seorang hamba perlu bersabar (menahan diri) dari kelezatan dunia dan keinginan (syahwat) hawa nafsu. Janganlah ia melepas kendali jiwanya kepada hawa nafsu untuk bebas berkelana di belakang syahwat dan keinginannya kepada wanita, anak keturunan, harta simpanan berupa emas, perak, kuda yang ditambat, binatang ternak dan ladang tanam-tanaman atau hal lainnya.

Demikian juga sabar seorang hamba yang perlu dimiliki adalah bersabar (menahan diri) dari melihat nikmat dunia yang menjadi milik orang lain, dan hasad (iri) terhadap kenikmatan yang mereka miliki berupa harta benda dan anak keturunan.

Alloh   berfirman:
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Robb-mu adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha [20]: 131)

Janganlah engkau kira bahwa apa yang ada di tangan para thāghut (orang-orang yang melampaui batas) yang sombong lagi tertipu adalah nikmat (karunia Alloh   kepada mereka), sesungguhnya itu tidak lain adalah adzab dan bencana bagi mereka, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Bukankah engkau telah membaca firman Alloh  :

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu, (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak menyadarinya.” (QS. al-Mu’minun [23]: 55-56)

Perhatikanlah kisah yang diabadikan oleh Alloh   dalam kitab-Nya sebagai ‘ibrah (pelajaran) bagi umat manusia, dan kisah ini akan tetap tergambar di pelupuk mata orang-orang yang mau mengambil ‘ibrah dari setiap kejadian dalam setiap masa.

Adalah Qarun seorang konglomerat di masanya, sang pemilik gudang-gudang harta yang kunci-kuncinya sangat berat sehingga harus dipikul oleh sekelompok orang yang kuat. Pada suatu hari ia keluar menemui kaumnya dengan menggunakan seluruh perhiasannya yang memikat, duduk di dalam tandu kemahnya yang megah, dan diangkut oleh kendaraannya yang mewah. Melihat keadaannya seperti itu berkatalah orang-orang yang menginginkan kehidupan dan kenikmatan dunia dengan perasaan yang merugi dan mengharap: “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. al-Qashash [28]: 79)

BACA JUGA : Sabar Terhadap Ketaatan Kepada Alloh

Tetapi dunia tidak akan sunyi dari seorang penasehat yang terpercaya yang mewarisi ilmu iman dan kesabaran dari para Nabi dan Rosul.

Alloh   berfirman:
“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: ‘Sungguh celaka  kalian, pahala Alloh adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar.” (QS. al-Qashash [28]: 80)

Dan sungguh benar bahwa Alloh   lah yang telah menentukan segalanya. Akhirnya Qarun dan hartanya di benamkan oleh Alloh   ke dalam bumi.
Alloh   berfirman:

“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap adzab Alloh. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: ‘Aduhai, benarlah Alloh melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Alloh tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Alloh.” (QS. al-Qashash [28]: 81-82)

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.