ADAB-ADAB DALAM BERDOA


Adab-Adab Doa . Di antara adab-adab berdoa adalah:

1. Hendaknya orang yang berdoa mengesakan Alloh   di dalam Rububiyah, Uluhiyah, Asma’ dan Sifat-sifat-Nya, hatinya dipenuhi dengan tauhid dan cabang-cabang keimanan. 

Karena, syarat dikabulkannya doa oleh Alloh   adalah adanya pemenuhan seorang hamba terhadap perintah Robbnya, yaitu dengan menaati-Nya dan tidak mendurhakai-Nya. 
Alloh   berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah [2]: 186)2. Doa tersebut adalah doa yang masyru’ (ada dasar syariatnya) dan untuk suatu keperluan yang masyru’ (diperbolehkan agama) pula.

3. Berkeyakinan bahwa yang mampu mengabulkan doa dan memberi manfaat dan menolak kemudharatan tersebut, hanyalah Alloh   semata.

4. Merealisasikan dua rukun ibadah, yaitu ikhlash dan mengikuti Sunnah Nabi   (mutaba’ah).

5. Menghadap kepada Alloh   semata dengan penuh ketundukan dan kepasrahan.
6. Memakan makanan yang halal, berpakaian, berdiam, dan bekerja yang halal, juga suka memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.
7. Tidak menzhalimi diri sendiri dengan merusak kehormatan dan melakukan kemaksiatan, seperti durhaka terhadap kedua orang tua dan memutus hubungan dengan sanak kerabat.
8. Tidak melanggar batas di dalam berdoa, seperti berdoa untuk perbuatan dosa atau memutus silaturahim.
9. Tidak menuntut agar doanya segera dikabulkan, tidak gampang putus asa, karena ia sedang berdoa kepada Alloh   Yang Maha Dermawan.
10. Memulai doa dengan memuji Alloh   sesuai dengan kedudukan yang dimiliki-Nya dan dengan mengucapkan shalawat serta salam untuk Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad  .

11. Meyakini akan terkabulnya doa.

12. Berdoa dengan cara yang paling sempurna, yaitu:

Pertama, bershalawat kepada Nabi   pada pembukaan doa, pertengahan dan penghabisannya. Sebab, kedudukan shalawat bagi doa ibarat sayap, ia akan mengangkat doa yang tulus naik ke langit. Kedua, bershalawat pada pembukaan dan penghabisannya. Ketiga, bershalawat pada pembukaannya saja.

13. Memulai sebuah doa dengan mendoakan diri sendiri bila ia berdoa sendirian. 

Karena Nabi   jika berdoa, beliau memulai dengan mendoakan dirinya sendiri. Dan begitu pula bila ia berdoa untuk orang lain. Yang demikian adalah cara para Nabi   dalam berdoa, sebagaimana yang terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur’an al-Karim. Dan dalam beberapa kesempatan, Nabi   pernah berdoa untuk beberapa orang tertentu saja. Jika beliau berdoa bersama kaum (secara berjamaah), maka mereka mengamini doanya, di samping doa tersebut diucapkan dalam bentuk jamak agar bisa mencakup semua orang.

14. Mengimani kekuasaan Alloh   untuk memberikan manfaat dan mencegah bahaya, serta menghilangkan keburukan.

15. Bertawassul kepada Alloh   dengan keesaan-Nya, Asma’ dan Sifat-Nya, serta melalui amal yang shaleh. 

Setelah itu, Anda meminta apa yang menjadi kebutuhan Anda.
Berikut ini tingkatan yang paling sempurna dari ketiga macam jenis doa, yaitu:
Pertama, Anda meminta kepada Alloh   seraya bertawassul dengan Asma’ dan Sifat-Nya, sebagaimana yang terdapat dalam salah satu dari dua tafsir terhadap firman Alloh  :

“Hanya milik Alloh asma’ul husna, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asma’ul husna itu....” (QS. al-A’raf [7]: 180)Kedua, Anda meminta kepada Alloh   dengan bertawassul kepada hajat Anda, kefakiran, kehinaan, dan amal-amal shalih Anda. Misalnya, Anda katakan, ‘Ya Alloh, saya adalah hamba yang fakir, miskin, hina, membutuhkan pertolongan dan lain sebagainya.’

Ketiga, Anda meminta kebutuhan Anda tanpa menyebutkan salah satu dari kedua bentuk tawassul tersebut. Yang pertama lebih sempurna daripada yang kedua, sedangkan yang kedua lebih sempurna daripada yang ketiga. Jika doa tersebut mengandung ketiga hal ini, maka doa tersebut dikatakan paling sempurna.

16. Membaca doa-doa yang singkat tapi padat (mencakup), seperti yang termaktub dalam al-Qur’an dan hadits-hadits.

17. Menutup suatu permohonan dengan menyebut salah satu nama dari asma’ul husna yang sesuai dengan permohonannya, karena yang demikian adalah tradisi para Nabi   dalam doa mereka, sebagaimana yang terdapat di dalam beberapa ayat al-Qur’an al-Karim dan di dalam doa-doa Nabi  . Dan hal ini di dalam as-Sunnah banyak sekali.

18. Dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

19. Hendaknya mulutnya bersih, dan telah bersiwak. 

Dengan demikian, Anda bisa mengetahui bahwa doa dan dzikir dalam keadaan mulut bercampur kotoran (bau tidak sedap) seperti asap rokok, itu menyelisihi etika berdoa. Bahkan, haram hukumnya membaca al-Qur’an al-Karim pada majlis-majlis yang berbau kepulan asap rokok, mengingat akan adanya sikap peremehan yang muncul akibat tindakan tersebut.

20. Pada tempat yang suci, karena perintah untuk menjauhi najis bersifat umum, sebagaimana yang terdapat dalam firman Alloh  :


“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (QS. al-Muddatstsir [74] : 4-5)

21. Dalam penampilan yang bagus, dengan menghadap ke arah kiblat sambil berdoa dengan suara yang rendah dan lembut. 

Alloh   berfirman:

“Berdoalah kepada Robb kalian dengan merendahkan diri dan suara yang lembut....” (QS. al-A’raf [7]: 55)Sungguh, Alloh   telah memuji Nabi Zakariya   (karena berdoa dengan suara yang lembut) seraya berfirman:

“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Robbnya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam [19]: 3)

22. Dengan doa yang tidak dilagukan, tidak berlebih-lebihan dalam melantunkannya, dan tidak disajakkan (dipuisikan). Karena, hal itu bertentangan dengan sikap rendah diri dalam berdoa.

23. Berbakti kepada kedua orang tua (birrul walidain) merupakan salah satu faktor dikabulkannya doa. 

‘Umar bin al-Khaththab   berkata, “Aku pernah mendengar Rosululloh   bersabda, ‘Akan datang kepada kalian seorang yang bernama Uwais bin ‘Amir bersama para penduduk Yaman, dari daerah Murad, Qaran. Dulunya ia berpenyakit kusta lalu sembuh dan hanya tersisa sebesar satu uang dirham. Ia punya seorang ibu yang ia sangat berbakti kepadanya. Sekiranya Uwais bersumpah kepada Alloh, niscaya Alloh akan mengabulkan (isi sumpah)nya. Maka jika kalian bisa memintanya beristighfar untuk kalian, lakukanlah.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Semoga Alloh   senantiasa menuntun kita semua agar kita senantiasa berdoa kepada-Nya sepanjang hidup kita. Dan semoga Alloh   menerima dan mengabulkan doa kita semua. Amin....

BACA JUGA : CATATAN YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM BERDOA

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.