DAFTAR KHALIFAH DARI MASA KEMASA SETELAH RASULULLAH WAFAT

Kekhalifahan Abu Bakar   

Tidak ada seorangpun yang mengingingkari dan menentang keabsahan kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq  . 

Bila minoritas sekte sesat mengklaim adanya riwayat yang menyatakan bahwa Rosululloh   telah memberikan mandat kepemimpinan kepada selain Abu Bakar  , maka selain tidak berdasar kepada riwayat yang benar, juga karena tidak memiliki landasan agama yang benar dan disyari’atkan. 
Tidak ada juga nash yang menyatakan bahwa “ada orang lain” yang lebih utama dari Abu Bakar ash-Shiddiq  , atau lebih berhak menjadi khalifah darinya. 
Kalaupun ada, hal tersebut terjadi hanyalah karena fanatisme suku atau kebangsaan saja. 

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari ‘Amr bin al-‘Ash   disebutkan bahwa Rosululloh   mengutus pasukan dalam perang Dzatus Salasil. Kemudian ia (‘Amr) mendatangi beliau   dan bertanya: “Siapakah orang yang paling engkau cintai?”. Beliau menjawab, “’Aisyah.”. Aku bertanya lagi, “Kalau dari kalangan kaum lelaki, siapa?”. Beliau menjawab, “Ayahnya (Abu Bakar).”. Aku bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?”. Kemudian beliau menjawab, “’Umar.”. Setelah itu beliau   menyebutkan beberapa sahabat lelaki lainnya.
Keutamaan dan kemuliaan Abu Bakar ash-Shiddiq   lainnya juga masih sangat banyak lagi.

BACA JUGA : SEJARAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI

Kekhalifahan ‘Umar bin al-Khaththab   

Umat Islam juga mengakui kekhalifahan ‘Umar bin al-Khaththab   sesudah kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq  , yaitu dengan diserahkannya kekhalifahan (mandat) tersebut oleh Abu Bakar   kepadanya, kemudian juga karena berdasarkan persetujuan umat atas keputusan tersebut. 
Keutamaan ‘Umar   terlalu banyak untuk dapat dingkari dan terlalu banyak untuk disebutkan. 

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim di antaranya disebutkan, bahwa Rosululloh   bersabda:
“Pada umat-umat sebelum kalian terdapat orang-orang yang disebut sebagai al-muhaddatsūn (yang memiliki keistimewaan melebihi karamah, namun di bawah mukjizat). Kalaulah ada di kalangan umatku, pasti itu adalah ‘Umar bin al-Khaththab termasuk di antaranya.” 

Ibnu Wahb   berkata:
“Yang dimaksud dengan muhaddats adalah orang yang diberi ilham oleh Alloh.”
Keutamaan dan kemuliaan ‘Umar bin al-Khaththab   lainnya juga masih sangat banyak.

BACA JUGA : MASA PEMERINTAHAN UTSMAN BIN AFFAN SEBAGAI KHALIFAH

Kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan   

Setelah kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq   dan ‘Umar bin al-Khaththab  , kaum Muslimin juga mengakui kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan   sesudah kekhalifahan keduanya. 

al-Bukhari telah menyitir satu hadits dalam Shahih-nya dari ‘Amr bin Maimun   tentang kisah terbunuhnya ‘Umar  , dan perintahnya agar diadakan musyawarah serta (kisah) pembai’atan ‘Utsman  . 

Di dalamnya disebutkan bahwa mereka berkata:
“Wahai Amirul Mukminin, tinggalkanlah pesan buat kami. Berilah mandat kekhalifahanmu!”. Ia berkata, “Tidak ada yang yang lebih berhak untuk urusan ini daripada orang-orang itu, yaitu mereka yang diridhai Nabi   di kala beliau meninggal.”. Lalu ia menyebutkan nama-nama ‘Ali, ‘Utsman, az-Zubair, Thalhah, Sa’ad dan ‘Abdur Rahman. Kemudian ia melanjutkan, “Biarlah ‘Abdullah bin ‘Umar menjadi saksi bagi kalian. Namun ia tidak memiliki apa-apa dalam urusan ini. Ia hanya sebagai penggembira (simpatisan) saja. Kalau urusan ini menjadi hak Sa’ad, itulah hasilnya. Kalau tidak, mintalah tolong darinya (Ibnu ‘Umar) agar siapa saja di antara kalian ada yang diangkat sebagai pemimpin. Sesungguhnya aku tidak berniat mengucilkan dirinya karena lemah atau khianat....”. 

Dalam kisah itu juga disebutkan bahwa ketika ia selesai dikebumikan, beberapa orang tersebut berkumpul. ‘Abdur Rahman angkat bicara, “Berikan urusan ini kepada tiga orang saja di antara kalian.”. az-Zubair menimpali, “Aku telah menyerahkan urusanku kepada ‘Ali.”. Thalhah menyambung, “Aku juga menyerahkan urusanku kepada ‘Utsman.”. Sa’ad ikut bicara, “Aku juga menyerahkan urusanku kepada ‘Abdur Rahman.”. Maka ‘Abdur Rahman berkomentar, “Siapa saja di antara kalian berdua ‘(Ali dan ‘Utsman) yang berlepas diri dari urusan ini, kami serahkan tugas ini kepadanya? Demi Alloh dan Islam, hendaknya masing-masing memperhatikan keutamaannya sendiri.”. Dua orang sahabat itupun terdiam. ‘Abdur Rahman meneruskan, “Apakah kalian akan menyerahkan keputusannya kepadaku? Demi Alloh, saya berkewajiban untuk tidak menyia-nyiakan yang terbaik di antara kalian.”. Mereka berdua berkata, “Silahkan.”. ‘Abdur Rahman lantas menggenggam tangan salah seorang dari keduanya seraya berkata, “Demi nama Alloh untukmu, kalau kuangkat engkau menjadi pemimpin, hendaknya engkau berlaku adil. Dan kalau engkau yang dipimpin, hendaknya engkau siap mendengar dan taat.”. Lalu beliau beralih kepada yang lain dan mengatakan ucapan serupa. Ketika sudah datang keputusannya, ia berkata, “Wahai ‘Utsman, angkat tanganmu.”. Kemudian pun membai’atnya. ‘Ali juga turut membai’atnya. 

Akhirnya seluruh umat keluar untuk turut serta membai’atnya.
Di antara keutamaan-keutamaan ‘Utsman   yang terbantahkan secara khusus dan spesifik adalah keberadaan dirinya sebagai suami dari dua putri Rosululloh  . Atau dengan kata lain, ‘Utsman adalah menantu Rosululloh  .  
Adakah sahabat lain yang memperoleh kemuliaan seperti ‘Utsman   yang berhasil dan dipercaya menjadi suami dari kedua putri Rosululloh  ?

BACA JUGA : MASA PEMERINTAHAN UTSMAN BIN AFFAN SEBAGAI KHALIFAH

Kekhalifahan ‘Ali bin Abi Thalib   

Setelah ketiga khalifah agung nan mulia menunaikan amanah kekhilafahan mereka dengan sebaik-baiknya dan berhasil menorehkan sejarah gemilang, kaum Muslimin juga kemudian mengakui kekhilafahan ‘Ali bin Abi Thalib  , sepeninggal ‘Utsman bin ‘Affan  .

Ketika ‘Utsman   terbunuh, kaum Muslimin membai’at ‘Ali  , maka iapun benar-benar menjadi imam yang wajib ditaati. 

Di antara keutamaan Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib   sebagaimana tercantum dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Sa’ad bin Abi Waqqash  , bahwa ia bertutur, Rosululloh   bersabda kepada ‘Ali:

“Engkau di sisiku (maksudnya ‘Ali), adalah seperti Harun di sisi Musa. Hanya saja, tidak ada nabi lagi sesudahku.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

‘Ali bin Abi Thalib   adalah khalifah di zamannya, yaitu masa kekhilafahan yang berlandaskan kepada manhaj nubuwwah (metode kenabian), sebagaimana yang diindikasikan oleh hadits Safinah, bahwa Rosululloh   bersabda:
(( خِلاَفَةُ النُّبُوَّةِ ثَلاَثُوْنَ سَنَةً، ثُمَّ يَأْتِي اللهُ مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ))
“Kekhalifahan di bawah manhaj nubuwwah berlangsung selama tiga puluh tahun. Setelah itu, Alloh memberikan kekuasaan-Nya kepada siapa saja yang Alloh kehendaki.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim)

Berdasarkan catatan sejarah, kekhalifahan Abu Bakar   berlangsung selama dua tahun tiga bulan. Kekhalifahan ‘Umar   berlangsung selama sepuluh tahun enam bulan. Sedangkan kekhalifahan ‘Utsman   selama dua belas tahun. Dan kekhalifahan ‘Ali   selama empat tahun sembilan bulan. Lalu kekhalifahan anak ‘Ali  , yaitu al-Hasan   berlangsung selama enam bulan. 

BACA JUGA : MASA PEMERINTAHAN UTSMAN BIN AFFAN SEBAGAI KHALIFAH

Peringkat Keutamaan para Khalifah 

Urutan para al-khulafā’ al-rāsyidīn al-arba’ah   dalam keutamaan mereka seperti urutan kekhalifahan mereka. Abu Bakar ash-Shiddiq dan ‘Umar bin al-Khaththab memiliki keistimewaan yang lebih. 

Rosululloh    memerintahkan kita untuk mengikuti al-khulafā’ al-rāsyidīn al-arba’ah, namun dalam tindak-tanduk, beliau   hanya memerintahkan kita untuk mengikuti Abu Bakar dan ‘Umar  . 

Dalam hal ini Rosululloh   bersabda:
(( اقْتَدُوْا بِالَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِيْ: أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ ))
“Teladanilah dua sahabat orang sesudahku, yaitu Abu Bakar dan ‘Umar.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan al-Hakim)
Beliau   membedakan antara mengikuti sunnah mereka dengan meneladani jejaknya. 

Keutamaan Abu Bakar dan ‘Umar   di atas keutamaan ‘Utsman dan ‘Ali  . 
Terdapat riwayat dari Abu Hanifah   tentang diutamakannya ‘Ali daripada ‘Utsman  . Namun yang paling terkenal dan sebagai pendapat mayoritas, yang lebih diutamakan setelah Abu Bakar dan ‘Umar   adalah ‘Utsman daripada ‘Ali  . Keyakinan ini dipegang oleh umumnya kaum Muslimin.

Dari Ibnu ‘Umar  , bahwa ia berkata: 
“Ketika Nabi masih hidup, kami sudah berpendapat bahwa yang paling utama dari umat beliau sesudah beliau sendiri adalah Abu Bakar, kemudian ‘Umar, kemudian ‘Utsman.” (HR. al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Abi ‘Ashim)

Semoga Alloh   senantiasa melimpahkan anugrahnya kepada al-khulafā’ al-rāsyidīn al-arba’ah   yang telah memberikan kontribusi sangat besar bagi Islam dan kaum Muslimin dan menempatkan mereka di surga-Nya yang tertinggi.

BAC AJUGA : ALASAN MENGAPA KITA HARUS MENELADANI KHULAFAURRASYIDIN

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.