INI DIA MANFAAT BERDZIKIR YANG BELUM BANYAK DI KETAHUI


Manfaat Dzikir Di antara manfaat agung dari dzikir adalah:

1. Menentramkan hati.

Di antara manfaat besar dzikir adalah dapat menyebabkan hati orang menjadi bergembira, senang dan nyaman. Bahkan efek dari kedahsyatan dzikir bisa membuatnya menjadi tenang dan tentram dalam mengarungi roda kehidupan, meskipun badai ujian bergelombang menerpanya. 
Alloh   berfirman:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tentram.” (QS. ar-Ra’du [13] : 28)Makna firman Alloh   “hati menjadi tentram” adalah dalam hati mereka tidak ada rasa gelisah dan gundah gulana. Sebagai gantinya adalah rasa senang, gembira, dan nyaman.

Dan makna firman Alloh   “ingatlah dengan hanya mengingat Alloh hati menjadi tentram” adalah sesungguhnya hanya mengingat Alloh   sajalah yang dapat menjadikan hati terasa tentram, bukan yang lainnya. 
Bahkan sejatinya dzikir itulah hakikat kehidupan hati.  Ia merupakan sumber energi, gizi dan nutrisi hati. Jika seorang kehilangan dzikir, maka ia tak ubahnya laksana seonggok raga yang tak berenergi. Hati tak punya kehidupan sama sekali, kecuali dengan mengingat Alloh  . 
Ibnu Taimiyyah   berkata:
 “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan.”
 Bisa dibayangkan bila seekor ikan hidup dipisahkan dari air. 

2. Tameng ampuh dari setan.

Setan adalah musuh nyata bagi manusia. Setiap saat dan waktu, setan dan bala tentaranya tak henti-hentinya berusaha menjerumuskan manusia ke jurang api neraka jahannam agar menjadi penghuni bersamanya.
Sesungguhnya dzikir mampu menjaga seseorang dari godaan dan rayuan setan. Siapa saja yang tak pernah berdzikir, maka mudah baginya terjerat makar dan tipu daya setan.
Alloh   berfirman:

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Alloh yang Maha Pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Qs. az-Zukhruf  [43] : 36)3. Obat penawar hati.
Hati manusia senantiasa berbolak-balik. Ada saatnya hati sigap dan bersegera menuju ketaatan dan ada saatnya pula hati lambat menunaikan ketaatan, namun bersegera berbuat maksiat.  
Dzikir merupakan obat dan penawar hati yang ampuh bagi siapa saja mengalami krisis keimanan.

Makhul bin ‘Abdulloh   berkata, “Dzikir (mengingat) Alloh adalah obat penawar, dan mengingat sesama manusia adalah penyakit.”
Sungguh dzikir mampu mengobati hati yang keras lagi beku menjadi hati yang lunak lagi khusyu’ hingga merasakan lezat dan manisnya ibadah.
Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki menemui Hasan al-Bashri   seraya berkata, “Wahai, Abu Sa’id (Hasan al-Bashri), hatiku keras, tolonglah aku.!” Hasan al-Bashri menjawab, “Lunakkanlah hatimu dengan berdzikir kepada Alloh.”

4. Dzikir mampu mendekatkan yang bersangkutan kepada yang diingatnya.

Di antara manfaat dzikir adalah ia bisa mendekatkan yang bersangkutan kepada yang diingatnya. Dan yang diingatnya tentu akan setia bersamanya. Dalam hal ini, kebersamaan antara yang mengingat dan yang diingat ini bersifat khusus, bukan seperti kebersamaan-kebersamaan pada umumnya. Tidak sembarang kebersamaan, namun hal ini adalah kebersamaan yang menjanjikan kecintaan, pembelaan, pertolongan, perlindungan dan sebagainya.  
Kebersamaan orang berdzikir dengan Alloh    sebagaimana kebersamaan orang yang sabar, bertakwa, dan orang yang berbuat kebajikan bersama-Nya.
Alloh   berfirman:

“Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. an-Nahl [16] : 128)Alloh   berfirman:

“Dan Alloh bersama orang-orang yang sabar.” (QS. al-Baqarah [2] : 249)Alloh   berfirman:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-‘Ankabut [29]: 69)

5. Jika dzikir dilestarikan, niscaya mampu menggantikan ketaatan dan menempati kedudukannya, baik ketaatan yang bersifat jerih payah tenaga ataupun jasa harta benda atau kedua-duanya, seperti menunaikan ibadah haji sunnah.


Dari Abu Hurairah  , ia meriwayatkan bahwa orang-orang miskin kaum Muhajirin menemui Rosululloh  . Mereka berkata, “Wahai Rosululloh, para hartawan itu memperoleh pahala dan kenikmatan yang tetap. Padahal mereka juga shalat seperti kami shalat, dan mereka berpuasa seperti kami berpuasa. Tetapi dengan kelebihan hartanya mereka bisa menunaikan ibadah haji dan umrah. Mereka juga berjihad dan bersedekah.” Beliau bersabda, “Maukah kalian aku ajari sesuatu yang dengannya kalian dapat menyusul orang-orang yang mendahului kalian, mendahului orang-orang sesudah kalian dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka menjawab, “Tentu, Rosululloh.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian membaca tasbih, takbir dan tahmid setiap kali selesai shalat....” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

6. Dzikir bagi orang yang bersangkutan merupakan cahaya di dunianya, cahaya di kuburnya, dan cahaya di tempat kembalinya kelak. Cahaya itu akan meneranginya saat ia meniti jembatan (ash-Shirath). 

Alloh   berfirman:

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian ia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu ia dapat berjalan di tengah-tengah umat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. al-An’am [6] :122)
Pada ayat yang mulia di atas terdapat dua golongan orang yang disebutkan Alloh  , yaitu:

1. Orang yang beriman. 
Orang yang beriman memperoleh cahaya dari Alloh   disebabkan mereka beriman, mencintai, mengenal, dan mengingat (berdzikir) kepada Alloh  .
2. Orang yang melalaikan Alloh  .
Mereka adalah orang-orang yang tidak mau mengingat (berdzikir) Alloh   dan mencintai-Nya. Mereka mengalami berbagai macam kegelapan. Mereka terjerumus pada kegelapan kekufuran, mereka terseret pada kegelapan kesyirikan, dan mereka bergelimang pada kegelapan kemaksiatan.
Akibat yang ditimbulkan dari kegelapan tersebut menyebabkan kegundahan dan kegelisahan dalam menghadapi realita kehidupan, sebab ia hidup di muka bumi ini tanpa adanya cahaya keimanan.

Berbagai kegelapan alam akhiratpun akan menyelimuti mereka, seperti kegelapan kubur, kegelapan meniti ash-Shirath, dan kegelapan tempat kembali. 

7. Dzikir adalah tanaman surga. 

Surga sebagaimana yang diterangkan dalam satu hadits merupakan sebuah lembah. Pasirnya sangat bagus, airnya jernih menyegarkan dan tanamannya adalah berupa dzikir kepada Alloh  .
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari hadits ‘Abdulloh bin Mas’ud   ia berkata, Rosululloh   bersabda, “Pada malam Isra', aku bertemu sang kekasih Alloh, Ibrahim  . Ia berkata, ‘Muhammad, sampaikan salamku kepada umat Anda. Beritahukan kepada mereka bahwa surga itu pasirnya sangat bagus dan airnya jernih menyegarkan. Surga itu merupakan sebuah lembah dan tanamannya adalah bacaan ‘Subhanalloh, wal hamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar.’ (Maha suci Alloh, segala puji milik Alloh, tidak ada ilah selain Alloh, dan Alloh Maha besar).”

8. Menyelamatkan orang dari siksa api neraka.

Meraih surga yang penuh kenikmatan abadi dan selamat dari siksa api neraka merupakan dambaan dan harapan bagi semua orang yang beriman. 
Bila seorang hidup mewah, segala kehidupan dunia tercukupi, namun ia tidak selamat dari api neraka jahannam, maka kehidupannya di dunia menjadi sia-sia dan tak bermakna.

Rosululloh   adalah sosok yang penyayang kepada umatnya. Maka beliau memberi petunjuk kepada umatnya salah satu sarana yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa api nereka. Amalan tersebut adalah berdzikir.
Rosululloh   bersabda: 
(( مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ بعَمَلٍ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ))
“Sebuah amal yang dilakukan oleh seorang anak cucu Adam yang paling dapat menyelamatkannya dari siksa Alloh, adalah mengingat Alloh.” (HR. Ahmad)

9. Dzikir menyebabkan turunnya karunia, pahala, dan anugerah dari Alloh   yang tidak didapat dari amalan-amalan selainnya.

Padahal ia adalah bentuk ibadah yang sangat mudah dilakukan. Betapa tidak, menggerakkan bibir jelas lebih ringan dibanding dengan menggerakkan anggota-anggota tubuh lainnya. Seseorang tentu akan merasa berat kalau harus menggerakkan salah satu anggota tubuhnya selama sehari semalam seperti ia menggerakkan bibirnya. Bahkan hal itu tidak mungkin bisa dilakukan. Kendatipun demikian, pahala yang didapat dari dzikir yang hanya menggerakkan bibir justru sangat besar.

Disebutkan dalam shahih al-Bukhari dan Muslim sebuah riwayat yang bersumber dari Abu Hurairah  , sesungguhnya Rosululloh   bersabda, “Siapa yang mengucapkan, ‘La ilaha illallaha wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir’ (tidak ada ilah yang patuh disembah selain Alloh semata yang tidak memiliki sekutu sama sekali, milik-Nyalah segenap kekuasaan dan kepunyaan-Nyalah segala pujian dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu), sebanyak 100 x dalam sehari, maka ia berhak mendapatkan pahala sebanding dengan memerdekakan 10 orang budak, ditulis untuknya 100 kebajikan, dihapus darinya 100 kejahatan, dan ia memperoleh perlindungan dari godaan setan sejak hari itu hingga sore. Tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa hasil terbaik dari apa yang telah didapatkannya, kecuali orang yang melakukan lebih banyak darinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) 



Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.