Andai Bisa Transfer Sedekah Dari Alam Kubur

Anda mungkin merasa bingung dengan judul di atas. Bagaimana seorang yang sudah berada di alam kubur, alias sudah tercabut nyawanya dapat berandai-andai, apatah lagi kalau dia ingin bersedekah? Dengan transfer lagi?
Ya, boleh jadi Anda bingung, atau mengatakan judulnya terlalu berlebihan, namun kalau kita membuka lembaran ayat al-Qur’an, niscaya kita akan memahaminya bahwa meski telah masuk ke alam kubur, seseorang tetap memiliki angan-angan. Mari kita simak ayatnya:
رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“...Duhai Robb-ku, alangkah baiknya sekiranya Engkau lambatkan kedatangan ajalku ke suatu masa yang sedikit saja lagi, supaya aku dapat bersedekah, sehingga aku menjadi bagian orang-orang sholih...” (QS. al-Munafikun: 10)


Tentu orang-orang yang sudah dicabut nyawanya itu bermacam-macam, ada yang baik dan ada pula yang buruk; Ada yang sholih dan adapula sebaliknya; Ada yang ditangisi kematian oleh manusia dan ada pula yang diharapkan kematiannya. Masing-masing orang ini memiliki angan-angan yang berbeda. Nah, salah satu yang dikabarkan oleh Alloh ta’ala adalah angan-angan orang yang ingin bersedekah setelah ia masuk ke alam kubur, seperti dalam firman-Nya di atas.
Di sini tentu timbul pertanyaan, kenapa seorang yang sudah meninggal berangan-angan ingin bersedekah? Kenapa dia tidak mengatakan, “Maka aku dapat melaksanakan umroh" Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa” atau amal sholih lainnya?
Jawaban ulama sederhana, bahwa tidaklah seorang penghuni kubur berandai dapat "bersedekah", kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan keutamaannya di alam kubur tersebut.
Subhanalloh, luar biasa sekali ayat tersebut faidahnya bagi kita yang tentunya masih hidup ini. Kini kita tahu, bahwa suatu saat nanti, kita pasti berangan-angan dihidupkan kembali untuk hanya dapat bersedekah. Ya, hanya bersedekah, bukan yang lainnya, walau sedikit waktu saja.
“Seseorang” Sabda Rosululloh saw, “akan berada di bawah naungan sedekahnya pada hari kiamat, sampai Alloh selesai memutuskan perkara di antara manusia.”
Inilah salah satu kedahsyatan faidah bersedekah. Kita pasti akan sangat membutuhkan naungan ini, karena pada hari kiamat matahari akan berada di atas kepala kita sampai Alloh ta’ala selesai memutuskan perkara antar manusia. Berapa lamanya? 50 ribu tahun. La haula wa laa quwwata illa billah. Tak terbayang jika sampai kita tak punya naungan di tengah terik yang begitu panas meluluhkan peluh pada hari itu.
Ada ratusan faidah lain dari amal sedekah yang dapat kita raih. Karena itu saudaraku... Mari kita lari dalam bersedekah. Artinya kita mempercepat sedekah kita. Baik itu dengan tidak menundanya, ataupun dalam pelaksanaannya. Jika ada kesempatan bersedekah, jangan tahan. Jika ada yang dapat mempercepat proses sedekah, jangan ragu atau malas. Karena semakin dipermudah, berarti semakin berkah. Semakin dipercepat, berarti semakin dekat dengan jaminan naungan pada hari kiamat.
Jika saat ini ada fasilitas e-banking, m-banking dan sms-banking yang mempermudah dan mempercepat proses sedekah kita, mari kita sambut dengan bahagia. Seperti yang Huda Group galakkan saat ini dengan program sedekah auto debet.
Mungkin ada yang berpikir, “Bukankah lebih cepat, kalau seorang petugas amil datang ke rumah, dan ‘langsung’ diserahkan sedekahnya saat itu juga?”
Ya, secara kilas memang cepat. Sedekah langsung di tangan amil. Tapi itu belum kita hitung jarak tempuh amil. Operasional amil. Kelelahan amil. Jarak, operasional dan kelelahan amil, tentu tetap bernilai tinggi di mata Alloh ta’ala. Namun kesemuanya itu tentu pada hakikatnya “memperlambat” sede-kah dan juga banyak faidah lain yang “harus terbuang” karena adanya proses ini. Kalau misalkan biaya operasional lebih dapat kita manfaatkan untuk pembiayaan program kebaikan lainnya, kenapa ini tidak kita pilih, ya kan?
Mari kembali kita seksamai firman Alloh ta’ala yang telah kita bahas di atas. Utamanya bukan pada masalah how (bagaimana) cara bersedekahnya, tetapi pada keinginan kita untuk dapat terus bersedekah. Lagi dan lagi. Adapun pada masalah cara, kita usahakan pilih yang terbaik, yang termudah dan cepat agar jangan sampai sedekah itu terputus. Karena suatu saat nanti, ketika kita sudah berada di alam kubur, kita pun akan berandai dengan sesuatu yang paling mungkin dan cepat dalam bersedekah. Sekiranya dengan transfer adalah cara yang paling mudah dan cepat, boleh jadi kita akan berandai dapat bersedekah dengannya. Tapi sayang, saat itu, tak lagi ada kesempatan. Maka, jangan kita siakan kesempatan yang ada saat ini.

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.