AMALAN YANG HANYA DIBAWA SAAT MATI


Teman Sejati Yang Dibawa Mati

Sesungguhnya anak Adam saat mengarungi kehidupan di dunia ini pasti memiliki keluarga yang dipergaulinya dan harta yang berada di tengah-tengahnya.

Taatkala ia meninggalkan dunia yang fana ini, maka keluarganya yang terdiri dari istrinya yang sangat cantik jelita nan mempesona tidak akan menginginkan hidup bersamanya di alam baka saat mengantarnya masuk ke liang lahat, anak-anaknya yang begitu sayang dan cinta kepadanya tidak ingin menyusul ajal dan kematian untuk menjadi teman setia di pusara (kuburan), kerabat-kerabat terdekatnya hanya bisa menangisinya tapi tidak melunasi utang-utangnya, dan harta yang diperoleh semasa kehidupannya  di dunia menjadi warisan orang-orang yang ditinggalkannya.

Rosululloh   bersabda:
 (( يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُه ))
“Ada tiga perkara yang mengiringi mayat. Yang dua kembali, sedangkan yang satu tetap tinggal bersamanya. Mayat diiringi oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarga dan hartanya kembali, sedangkan amalnya tetap mengiringinya.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Siapa saja yang memiliki keluarga dan harta yang melalaikannya dari mengingat Alloh  , sungguh ia termasuk orang-orang yang merugi.
Alloh   berfirman:

“Hai orang-orang beriman, janganlah harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Alloh. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. al-Munafiqun [63]: 9)Wahai saudaraku, jika anak Adam meninggalkan dunia yang fana ini, ia tidak akan bisa mengambil manfaat sedikitpun dari keluarga dan hartanya yang melimpah kecuali doa dan istighfar yang dipanjatkan oleh keluarganya serta hartanya yang digunakan untuk beramal sholih.

Alloh   berfirman:
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih.” (QS. asy-Syu’aro [26]: 88-89)
Wahai saudaraku, sebagian keluarga adalah musuh sebagaimana firman Alloh  :
 “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.” (QS. at-Taghobun [64]:14)

Dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir   berkata, “Alloh   berfirman memberitakan tentang istri-istri dan anak-anak, bahwa sebagian dari mereka ada yang menjadi musuh bagi suami dan ayah. Maksudnya, dikarenakan istri dan anaknya seseorang bisa melalaikan amal sholih. Karena itu, Alloh   berfirman disini, “Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka.”  Ibnu Zaid   berkata, “Yakni berhati-hatilah, jangan sampai mereka membahayakan agama kalian.” Mujahid   berkata, “... Sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh kalian, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka...”, yakni menjadikan seseorang memutuskan hubungan silaturrohim dan bermaksiat kepada Robbnya. Dengan mencintainya, ia akan selalu menuruti kemauannya.” 

Wahai saudaraku, bila engkau memiliki harta yang melimpah di dunia ini, istana yang megah, mobil yang mewah, sawah dan ladang yang indah, rumah yang luas, ternak yang melimpah, dan seluruh kekayaan yang engkau miliki, niscaya harta itu tidak akan menjadi temanmu  di alam kubur.

Harta yang ditinggalkan manusia, akan menjadi milik para ahli warisnya, bukan lagi miliknya. Engkau hanyalah seorang pengumpul harta untuk ahli warismu. Ketika di dunia engkau bekerja siang dan malam tak henti-hentinya, mencucurkan keringat sebab kelelahan, menghalangi dirimu dari bersantai ria, semua itu pada hakikatnya untuk para ahli warismu. Mereka semua akan melupakanmu karena mereka sibuk untuk mendapatkan warisanmu. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah syair:

Sanak kerabatku berlalu di kanan kiri kuburku
Seolah mereka tak pernah mengenaliku!
Para ahli waris berbagi hartaku
Tiada peduli, andai mereka memungkiri utang-utangku!
Mereka telah mengambil bagiannya dan hidup dengannya
Ya Alloh, begitu cepatnya mereka melupakanku!

Sesungguhnya tidak ada seorang pun diantara kita yang lebih mencintai harta ahli waris kita dari pada harta kita sendiri. Pada hakikatnya harta kita adalah apa yang kita infakkan untuk di jalan Alloh  . Inilah yang akan menjadi teman setia kita, yang akan menyertai kita di alam kubur nanti.

Rosululloh   bersabda:
 (( أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ )) . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلاَّ مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ . قَالَ (( فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ ، وَمَالُ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ ))
“Adakah di antara kalian yang lebih mencintai harta milik ahli warisnya daripada hartanya sendiri? Para sahabat menjawab, ‘Tidak ada seorangpun kecuali lebih mencintai hartanya sendiri daripada harta milik ahli warisnya!’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, hartanya adalah yang telah digunakannya, sedangkan harta milik ahli warisnya adalah yang belum digunakannya.” (HR. al-Bukhori) 

Rosululloh   juga bersabda:
 (( يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِى مَالِى إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلاَثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ ))
“Seorang hamba selalu mengatakan, ‘Hartaku, hartaku! Sesungguhnya, harta yang menjadi miliknya hanyalah tiga, yakni apa yang telah dimakannya, berarti telah dihabiskannya; apa yang dikenakannya, berarti telah diusangkannya; dan apa yang telah diberikannya, berarti telah disimpan untuknya di akhirat. Selain itu, maka akan pergi dan meninggalkannya kepada orang lain.” (HR. Muslim)
Wahai saudaraku, amal sholih adalah sahabat yang akan masuk bersama sahabatnya ke dalam kuburnya sehingga akan menemaninya di dalam kubur, menemaninya ketika dibangkitkan, menemaninya dalam berbagai kesempatan di hari kiamat, di atas shiroth dan ketika penimbangan, yang berdasarkan itulah seorang memasuki surga atau neraka. 

Alloh   berfirman:
 “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang sholih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Robb-mu menganiaya hamba-hambaNya.” (QS. Fushshilat [41]: 46)

Alloh   berfirman:
“Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal sholih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS. ar-Rum [30]: 44)

Rosululloh   bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya mayat itu mendengar ketukan alas kaki mereka ketika mereka pulang. Jika ia seorang mukmin, maka sholat akan berada di atas kepalanya, zakat di sebelah kanannya, puasa di sebelah kirinya, perbuatan baik, ma’ruf, dan ikhsan kepada manusia berada di arah kakinya. Ketika hendak di datangi dari arah kepalanya, sholat segera berkata. “Tidak ada pintu masuk dari arahku .”

Kemudian beliau menyebutkan seluruh amal yang lain seperti itu juga. Adapun tentang orang kafir, beliau bersabda, “Ia didatangi dari semua arah ini, maka tidak ada sesuatupun yang menjaganya disana. Maka, ia didudukkan dalam keadaan takut dan gemetaran.” (HR. Ibnu Hibban, Abdur Rozzaq dan al-Hakim)
‘Atho’ bin Yasar   berkata, “Jika seorang mayat diletakkan di dalam lahatnya, maka yang pertama kali datang kepadanya adalah amalannya. Amalannya itu memukul paha kirinya, lantas berkata, “Aku adalah amalmu! Mayat itu berkata, “Dimana istri, anak, kerabat, dan harta kekayaan yang telah dikaruniakan oleh Alloh kepadaku?” Amalannya berkata, “Kau tinggalkan istri, anak, keluargamu dan harta kekayaan yang dikaruniakan oleh Alloh kepadamu, dibelakangmu. Tidak ada yang masuk ke dalam kuburmu bersamamu, kecuali aku!” Mayat itu berkata, “Duhai, andaikata dulu aku mengutamakanmu daripada istri, anak, keluarga, dan harta kekayaan yang dikaruniakan oleh Alloh kepadaku, karena ternyata tidak ada selainmu yang masuk bersamaku!”

Hasan al-Bashri   berkata, “Suatu ketika seorang laki-laki mengiringi jenazah saudaranya. Setelah jenazah itu dimasukkan ke kubur, laki-laki itu berkata, “Tidak kulihat ada dunia yang ikut bersamamu, kecuali tiga lembar kain! Demi Alloh, aku telah meninggalkan rumahku dalam keadaan penuh harta! Demi Alloh, jika Alloh memberiku keselamatan sampai aku pulang, sungguh aku akan langsung mendermakannya!” Maka, ia pun pulang dan demi Alloh ia langsung mendermakan hartanya!! Orang-orang mengatakan bahwa ia adalah ‘Umar bin ‘Abdul Aziz. 

Ia sering membaca syair berikut:
Siapa yang ketika sinar matahari atau debu 
menyentuh dahinya
Takut kotor dan berdebu
Dan selalu berlindung, agar wajahnya cerah senantiasa
Pasti, suatu hari mau tak mau akan tinggal di kuburan
Dalam lindungan kubur berdebu dan gelap
Berdiam lama di bawah tanah dalam kesedihan
Wahai diri! Berbekallah dengan bekal perjalanan yang cukup sebelum mati, karena tiada sia-sia engkau diciptakan 
Orang mukmin akan didatangi amal sholihnya di kubur, dengan wajah sangat tampan
Memberinya kabar gembira kebahagiaan dari Alloh, sedangkan orang kafir sebaliknya.”

HALAMAN SELANJUTNYA
RENUNGAN TENTANG KEMATIAN

1 komentar:

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.