CARA MENDIDIK ANAK BALITA SESUAI AJARAN RASULULLAH SAW



Tips Mendidik Anak Balita
Adapun tips-tips khusus dalam mendidik balita diantaranya adalah:

A. Memahami Dunia Balita.
Balita memiliki dunia tersendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia balita identik dunia bermain dan bersenang-senang. Belum ada dalam alam semesta balita mengalami rasa duka dan kecewa sebagaimana yang dialami orang dewasa. Oleh karena itu, dalam memandang dan menyikapi dunia balita hendaknya dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dan tepat, sehingga membawa dampak yang positif bagi perkembangannya di masa depan.

Balita dengan sejuta keunikannya memiliki rasa keinginan yang sangat tinggi. Ia berusaha mengenali apa saja yang ia lihat dan berusaha mendekati  hal-hal baru yang belum ia kenal meskipun hal tersebut adalah berbahaya bagi dirinya. Karena memang balita belum mampu membedakan hal-hal atau sesuatu yang berbahaya.

Ada beberapa faktor yang harus diketahui orang tua dalam melakukan pendekatan pendidikan dunia balita:

Pertama, pendidikan balita harus dibuat menyenangkan. Oleh karena itu, belajar pada balita adalah dengan memberikan hadiah bukan hukuman. Mendidiknya dengan permainan bukan memberi pekerjaan. Bersenang–senang dalam mendidik bukan bersusah payah. Senantiasa menyodorkan hiburan bukan sesuatu yang membosankan. Dan harus menghargai pilihannya bukan memaksakan kepada balita suatu permainan yang kita inginkan. Hal–hal tersebut hendaknya benar-benar diperhatikan oleh para orang tua yang sedang melakukan pendidikan pada balita.

Kedua, mengatur waktu permainan pada balita. Dalam hal ini, hendaknya orang tua atau pendidik mengatur setepat mungkin. Sebaiknya menghentikan permainan pada balita sebelum anak tersebut menghentikan dengan sendirinya. Tujuannya biar tidak terjadi kebosanan karena kebosanan anak pada permainan tertentu akan berakibat pada keengganannya mengulangi permainan yang sama. Bisa dengan jalan memberikan mainan baru atau mengalihkan pada permainan lainnya. Tentunya harus dengan hikmah dan bijaksana.

Ketiga, menghindari ucapan yang bersifat membentak. Sebagai contohnya seringkali orang tua melarang anak balitanya untuk tidak melakukan sesuatu dengan berteriak membentak “Tidak boleh!” Cara yang bijak bukan langsung melarang balita seraya membentaknya dengan mengatakan “Tidak boleh!” Namun orang tua harus pandai-pandai mencari kata-kata alternatif untuk melarangnya. Seperti mengatakan; “Kamu main ini saja, sayang,” atau “Sayang, main di dalam rumah sama umi saja ya? Nanti umi ajari mainan menarik dan lucu.”

Sikap semacam ini terkesan sederhana namun berpengaruh besar dalam perkembangan mentalitasnya. Anak yang terdidik dengan cara keras akan cenderung merasa tertekan. Pada perkembangan berikutnya anak akan memberontak, atau anak akan mengalami stress.

B. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pendidikan Balita.
Dalam melakukan pendidikan balita, salah satu kuncinya kita harus mengetahui prinsip-prinsip dasarnya. Di antara prinsip-prinsip tersebut yaitu;

1. Mengacu pada kebutuhan anak. Pendidikan balita harus berorientasi pada kebutuhan pokok anak balita tersebut. Karena pada saat itu balita membutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik fisik maupun psikis.

2. Proses pembelajaran melalui metode bermain. Hal ini tidak lain karena dunia anak adalah dunia bermain. Dari situlah anak diajak berekspresi sekaligus bereksplorasi untuk menemukan, menggunakan dan meyimpulkan benda-benda di sekeliling dia.

3. Adanya lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif ini harus diciptakan dalam melakukan pendidikan pada balita. Tujuannya agar balita senantiasa senang dan betah serta antusias dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, suasana lingkungan yang kondusif akan menciptakan keselarasan yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran balita.

4. Dilaksanakan secara berulang-ulang dan bertahap. Pendidik harus paham akan tabiat pendidikan balita bahwa mendidik balita bukan seperti menyeduh mie instan yang beberapa menit siap disajikan. Ia adalah proses yang bertahap dan berulang. Dimulai dari konsep yang sederhana menuju tahapan yang lebih besar dan beragam.

5. Menggunakan berbagai fasilitas pendidikan yang variatif dan mendukung. Bisa dari lingkungan alam sekitar kita atau sarana yang telah disiapkan oleh kedua orang tua.

C. Menyediakan Waktu Khusus.
Dalam mendidik balita, orang tua harus menyediakan waktu khusus terutama seorang ibu. Tidak lain karena seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anak-anaknya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman banyak para ibu karier menyerahkan pengasuhan balitanya kepada baby sitter atau pengasuh untuk merawat anaknya. Maka hasilnya dapat ditebak, anak–anak akan merasa kekeringan dan kehausan dengan kasih sayang orang tua.

Sesibuk apapun seorang ibu haruslah menyediakan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu untuk bercanda berdua, menimangnya dengan kasih sayang serta mendekap dan menciumnya dengan lautan cinta dan kemesraan. Nuansa tersebut haruslah dihadirkan setiap saat oleh sang ibu pada anaknya. Karena hal inilah yang akan mengokohkan tali kasih seorang anak pada ibunya.

D. Menjawab dengan Bahasanya.
Seorang anak memiliki rasa tahu yang sangat tinggi. Oleh karena itu, boleh jadi seorang anak dalam waktu yang singkat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam banyak hal kepada orang tuanya. Sayang sekali banyak orang tua menganggap pertanyaan tersebut tidak penting atau suatu pertanyaan konyol. Sehingga orang tua meremehkan dan menjawab dengan asal-asalan.

Sikap yang bijak adalah dengan merespon anak dengan serius dan menjawab dengan bahasa anak yang sesuai dengan kadar nalarnya. Orang tua harus mampu menjadi pendengar yang baik dan menghindarkan diri dari perkataan-perkataan yang membentak dan mencela. Begitu juga tidak boleh orang tua meniru cadelnya jika bicara. Karena orang tua yang mengikuti cadelnya akan diikuti oleh anak, dan anak akan merasa bahwa hal tersebut benar dan wajar.

Respon yang baik dari orang tua pada anaknya saat bertanya akan memberikan kepuasan bagi anak, sehingga mereka semakin percaya diri karena sebagian keingintahuannya telah mendapatkan jawaban dari orang tuanya.

E. Bersabar dan Berdoa
Mendidik balita membutuhkan kesabaran yang ekstra. Ia ibarat melukis di lembaran kanvas yang sangat putih. Harus benar-benar diperhatikan setiap goresan dan sentuhan kuasnya. Di sinilah sebenarnya kesabaran mendidik balita terbina. Haruslah setiap orang tua dan pendidik senantiasa memperbanyak doa. Karena hal inilah yang mengiringi kesuksesan dalam mendidik balita. Usaha kita hanyalah sekedar wasilah atau sebab utama, dan hasilnya tergantung Alloh  .

Memang kadang menyebalkan melihat tingkah si kecil yang suka rewel dan usil. Apalagi kebiasaan ngompol yang seolah hanya menambah beban waktu nyuci dan terkadang membuat hati dongkol. Namun, cobalah sesaat menatap si kecil saat terlelap dalam ranjangnya. Tataplah dengan penuh rasa cinta dan harap wahai orang tua. Ya, tataplah dia seraya mendoakan dengan air mata keikhlasan. Doakanlah dia kepada Alloh   yang mentitipkan karunia mulia itu kepadamu. Semoga dia menjadi simpanan terindah bagimu di dunia dan di surga. Itulah tatapan seorang pendidik sejati yang hanya mengharapkan ridho ilahi. Tatapan yang penuh doa dan harapan, bukan tatapan kecewa yang penuh keluh kesah dan ratapan. Tatap dan yakinlah bahwa dari wajah mungil yang bersih dan polos tersebut seolah memancarkan masa depan yang cerah bagi orang tuanya.

Begitulah seharusnya seorang pendidik yang bijaksana. Ia tidak tergesa-gesa menuai hasil. Bahkan, ia selalu optimis dan bersabar bahwa segala jerih payahnya adalah sebuah ibadah yang akan bernilai pahala di sisiNya.

Bersemangatlah !

Tips–tips mendidik anak tersebut tak akan ada manfaatnya kalau hanya sekedar menjadi kembang bibir dan wawasan di kepala saja. Mau tidak mau kita harus mencobanya kalau menginginkan manfaatnya. Tidak ada salahnya meski kita telah mengetahuinya. Karena ilmu semakin kita amalkan semakin banyak barokahnya.

Betapapun hebatnya orang tua dalam mendidik anaknya pasti tidak luput dari kekurangan. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik Alloh Yang Maha Mulia. Maka benarlah kata pepatah bahwa tiada gading yang tak retak. Dan merupakan tabiat amal manusia pasti ada saja kekurangannya.

Hanya satu kuncinya setelah kita tawakkal, berusaha, dan berdoa. Jadilah anda orang pertama yang mengamalkannya. Dan hati-hatilah karena setan senantiasa membisiki hati anda untuk enggan mengamalkan ilmu yang anda baca. Silahkan mencoba. Semoga kesuksesan senantiasa menyertai anda sekeluarga. Semangat!


Tips Mendidik Anak Balita
Adapun tips-tips khusus dalam mendidik balita diantaranya adalah:

A. Memahami Dunia Balita.
Balita memiliki dunia tersendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia balita identik dunia bermain dan bersenang-senang. Belum ada dalam alam semesta balita mengalami rasa duka dan kecewa sebagaimana yang dialami orang dewasa. Oleh karena itu, dalam memandang dan menyikapi dunia balita hendaknya dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dan tepat, sehingga membawa dampak yang positif bagi perkembangannya di masa depan.

Balita dengan sejuta keunikannya memiliki rasa keinginan yang sangat tinggi. Ia berusaha mengenali apa saja yang ia lihat dan berusaha mendekati  hal-hal baru yang belum ia kenal meskipun hal tersebut adalah berbahaya bagi dirinya. Karena memang balita belum mampu membedakan hal-hal atau sesuatu yang berbahaya.

Ada beberapa faktor yang harus diketahui orang tua dalam melakukan pendekatan pendidikan dunia balita:

Pertama, pendidikan balita harus dibuat menyenangkan. Oleh karena itu, belajar pada balita adalah dengan memberikan hadiah bukan hukuman. Mendidiknya dengan permainan bukan memberi pekerjaan. Bersenang–senang dalam mendidik bukan bersusah payah. Senantiasa menyodorkan hiburan bukan sesuatu yang membosankan. Dan harus menghargai pilihannya bukan memaksakan kepada balita suatu permainan yang kita inginkan. Hal–hal tersebut hendaknya benar-benar diperhatikan oleh para orang tua yang sedang melakukan pendidikan pada balita.

Kedua, mengatur waktu permainan pada balita. Dalam hal ini, hendaknya orang tua atau pendidik mengatur setepat mungkin. Sebaiknya menghentikan permainan pada balita sebelum anak tersebut menghentikan dengan sendirinya. Tujuannya biar tidak terjadi kebosanan karena kebosanan anak pada permainan tertentu akan berakibat pada keengganannya mengulangi permainan yang sama. Bisa dengan jalan memberikan mainan baru atau mengalihkan pada permainan lainnya. Tentunya harus dengan hikmah dan bijaksana.

Ketiga, menghindari ucapan yang bersifat membentak. Sebagai contohnya seringkali orang tua melarang anak balitanya untuk tidak melakukan sesuatu dengan berteriak membentak “Tidak boleh!” Cara yang bijak bukan langsung melarang balita seraya membentaknya dengan mengatakan “Tidak boleh!” Namun orang tua harus pandai-pandai mencari kata-kata alternatif untuk melarangnya. Seperti mengatakan; “Kamu main ini saja, sayang,” atau “Sayang, main di dalam rumah sama umi saja ya? Nanti umi ajari mainan menarik dan lucu.”

Sikap semacam ini terkesan sederhana namun berpengaruh besar dalam perkembangan mentalitasnya. Anak yang terdidik dengan cara keras akan cenderung merasa tertekan. Pada perkembangan berikutnya anak akan memberontak, atau anak akan mengalami stress.

B. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pendidikan Balita.
Dalam melakukan pendidikan balita, salah satu kuncinya kita harus mengetahui prinsip-prinsip dasarnya. Di antara prinsip-prinsip tersebut yaitu;

1. Mengacu pada kebutuhan anak. Pendidikan balita harus berorientasi pada kebutuhan pokok anak balita tersebut. Karena pada saat itu balita membutuhkan upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik fisik maupun psikis.

2. Proses pembelajaran melalui metode bermain. Hal ini tidak lain karena dunia anak adalah dunia bermain. Dari situlah anak diajak berekspresi sekaligus bereksplorasi untuk menemukan, menggunakan dan meyimpulkan benda-benda di sekeliling dia.

3. Adanya lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang kondusif ini harus diciptakan dalam melakukan pendidikan pada balita. Tujuannya agar balita senantiasa senang dan betah serta antusias dalam melakukan pembelajaran. Selain itu, suasana lingkungan yang kondusif akan menciptakan keselarasan yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran balita.

4. Dilaksanakan secara berulang-ulang dan bertahap. Pendidik harus paham akan tabiat pendidikan balita bahwa mendidik balita bukan seperti menyeduh mie instan yang beberapa menit siap disajikan. Ia adalah proses yang bertahap dan berulang. Dimulai dari konsep yang sederhana menuju tahapan yang lebih besar dan beragam.

5. Menggunakan berbagai fasilitas pendidikan yang variatif dan mendukung. Bisa dari lingkungan alam sekitar kita atau sarana yang telah disiapkan oleh kedua orang tua.

C. Menyediakan Waktu Khusus.
Dalam mendidik balita, orang tua harus menyediakan waktu khusus terutama seorang ibu. Tidak lain karena seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anak-anaknya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman banyak para ibu karier menyerahkan pengasuhan balitanya kepada baby sitter atau pengasuh untuk merawat anaknya. Maka hasilnya dapat ditebak, anak–anak akan merasa kekeringan dan kehausan dengan kasih sayang orang tua.

Sesibuk apapun seorang ibu haruslah menyediakan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu untuk bercanda berdua, menimangnya dengan kasih sayang serta mendekap dan menciumnya dengan lautan cinta dan kemesraan. Nuansa tersebut haruslah dihadirkan setiap saat oleh sang ibu pada anaknya. Karena hal inilah yang akan mengokohkan tali kasih seorang anak pada ibunya.

D. Menjawab dengan Bahasanya.
Seorang anak memiliki rasa tahu yang sangat tinggi. Oleh karena itu, boleh jadi seorang anak dalam waktu yang singkat mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam banyak hal kepada orang tuanya. Sayang sekali banyak orang tua menganggap pertanyaan tersebut tidak penting atau suatu pertanyaan konyol. Sehingga orang tua meremehkan dan menjawab dengan asal-asalan.

Sikap yang bijak adalah dengan merespon anak dengan serius dan menjawab dengan bahasa anak yang sesuai dengan kadar nalarnya. Orang tua harus mampu menjadi pendengar yang baik dan menghindarkan diri dari perkataan-perkataan yang membentak dan mencela. Begitu juga tidak boleh orang tua meniru cadelnya jika bicara. Karena orang tua yang mengikuti cadelnya akan diikuti oleh anak, dan anak akan merasa bahwa hal tersebut benar dan wajar.

Respon yang baik dari orang tua pada anaknya saat bertanya akan memberikan kepuasan bagi anak, sehingga mereka semakin percaya diri karena sebagian keingintahuannya telah mendapatkan jawaban dari orang tuanya.

E. Bersabar dan Berdoa
Mendidik balita membutuhkan kesabaran yang ekstra. Ia ibarat melukis di lembaran kanvas yang sangat putih. Harus benar-benar diperhatikan setiap goresan dan sentuhan kuasnya. Di sinilah sebenarnya kesabaran mendidik balita terbina. Haruslah setiap orang tua dan pendidik senantiasa memperbanyak doa. Karena hal inilah yang mengiringi kesuksesan dalam mendidik balita. Usaha kita hanyalah sekedar wasilah atau sebab utama, dan hasilnya tergantung Alloh  .

Memang kadang menyebalkan melihat tingkah si kecil yang suka rewel dan usil. Apalagi kebiasaan ngompol yang seolah hanya menambah beban waktu nyuci dan terkadang membuat hati dongkol. Namun, cobalah sesaat menatap si kecil saat terlelap dalam ranjangnya. Tataplah dengan penuh rasa cinta dan harap wahai orang tua. Ya, tataplah dia seraya mendoakan dengan air mata keikhlasan. Doakanlah dia kepada Alloh   yang mentitipkan karunia mulia itu kepadamu. Semoga dia menjadi simpanan terindah bagimu di dunia dan di surga. Itulah tatapan seorang pendidik sejati yang hanya mengharapkan ridho ilahi. Tatapan yang penuh doa dan harapan, bukan tatapan kecewa yang penuh keluh kesah dan ratapan. Tatap dan yakinlah bahwa dari wajah mungil yang bersih dan polos tersebut seolah memancarkan masa depan yang cerah bagi orang tuanya.

Begitulah seharusnya seorang pendidik yang bijaksana. Ia tidak tergesa-gesa menuai hasil. Bahkan, ia selalu optimis dan bersabar bahwa segala jerih payahnya adalah sebuah ibadah yang akan bernilai pahala di sisiNya.

Bersemangatlah !

Tips–tips mendidik anak tersebut tak akan ada manfaatnya kalau hanya sekedar menjadi kembang bibir dan wawasan di kepala saja. Mau tidak mau kita harus mencobanya kalau menginginkan manfaatnya. Tidak ada salahnya meski kita telah mengetahuinya. Karena ilmu semakin kita amalkan semakin banyak barokahnya.

Betapapun hebatnya orang tua dalam mendidik anaknya pasti tidak luput dari kekurangan. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik Alloh Yang Maha Mulia. Maka benarlah kata pepatah bahwa tiada gading yang tak retak. Dan merupakan tabiat amal manusia pasti ada saja kekurangannya.

Hanya satu kuncinya setelah kita tawakkal, berusaha, dan berdoa. Jadilah anda orang pertama yang mengamalkannya. Dan hati-hatilah karena setan senantiasa membisiki hati anda untuk enggan mengamalkan ilmu yang anda baca. Silahkan mencoba. Semoga kesuksesan senantiasa menyertai anda sekeluarga. Semangat!


Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.