Kondisi Anak-Anak pada masa Rosululloh


Anak-Anak di Sekitar Rosululloh  

Rosululloh   selain sebagai seorang pemimpin perang dan kepala Negara, ia juga sebagai sosok pemimpin keluarga. Beliau   adalah sosok seorang bapak yang sangat bijaksana dalam keluarganya. Begitu juga kakek yang sangat dicintai oleh cucu-cucunya. Keseharian beliau   tak lepas dari anak-anak kecil disamping rentetan kesibukannya.

Banyak sekali anak-anak kecil dan remaja di sekitar Rosululloh  . Mereka sangat senang sekali hidup bersama Nabi  . Bahkan mereka berandai-andai ingin selalu bersama Nabi   dimanapun dan kemanapun beliau   berada. Keberadan mereka disisi Nabi   membawa mereka ke alam yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya.  Sebuah nuansa hidup Islami yang dibimbing wahyu ilahi.

Kadang kala Nabi   bermain bersama mereka, membagi canda dan tawa sembari menghibur dan mengajari mereka adab mulia. Kadang juga menyuruh mereka menimba ilmu dan berdakwah keluar Madinah menyebarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang mulia. Namun beliau   senantiasa meluangkan waktu bermain untuk mereka. Inilah salah satu rahasia metode Nabi   dalam mendidik anak yaitu dengan cara bermain dan berinteraksi langsung dengan mereka. Karena dunia anak kapanpun dan dimanapun ia berada adalah dunia permainan.

Suatu hari adik Anas bin Malik   bermain dengan seekor burung kecil. Namun ketika Rosululloh   datang, terlihat  anak kecil tersebut sedih dan murung. Ternyata dia sedih karena burung kecil mainannya mati. Melihat keadaan si kecil yang sedih seperti itu Rosululloh   tak tinggal diam. Rosululloh   langsung bertanya seraya menghibur dia.

”Wahai Abu ‘Umair (bapak Umair), apa yang dikerjakan burung sekecil itu?” (HR. al-Bukhori)

Ia adalah saudara seibu Anas bin Malik  , namanya adalah Ibnu Abi Tholhah Zaid bin Sahl al-Anshori, sedangkan ibu bagi keduanya adalah Ummu Sulaim binti Malhan. Ibnu Abi Tholhah (Abu ‘Umair) wafat sewaktu masih kecil yakni dimasa Nabi   masih hidup.

Imam at-Tirmidzi berkata: “Maksud hadits ini, Rosululloh   bergurau (dengan anak kecil tersebut), di dalam pergurauannya, beliau   memberi gelar kepada seorang anak kecil dengan sebutan bapak: “Wahai Abu ‘Umair (Wahai bapak ‘Umair).

Nabi   bersabda: “Wahai Abu ‘Umair, apa yang dapat dikerjakan oleh burung sekecil itu ?” Maksudnya adalah anak kecil itu mempunyai burung kecil sebagai mainannya. Kemudian burung itu mati. Maka anak tersebut berduka cita karenanya. Untuk mengobati dukanya Nabi   bersenda gurau kepadanya.

Itulah Rosul mulia kita yang mempunyai belas kasih terhadap sesama. Yang tidak pernah membedakan antara miskin dan kaya. Tak menghiraukan antara kecil dan dewasa. Dan tak memilih dan memilah antara keluarga dan tetangga. Semua kasih sayang beliau tercurah tulus setia pada umatnya. Sungguh benar pujian Alloh   dalam Qur’an-Nya yang mulia:

﴿ لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ ﴾
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimananan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.” (QS. at-Taubah [9]: 128)

Kalau kita cermati  dan telaah ternyata di sekitar beliau banyak sekali kita dapati anak-anak. Di rumah tangga beliau paling tidak ada anak yang di asuh oleh beliau sendiri, yaitu: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Khultsum dan Fatimah. Adapun al-Qosim meninggal pada waktu berumur 2 tahun, dan ‘Abdulloh meninggal pada waktu bayi. Semua anak tersebut dari istri beliau Khodijah  . Adapun Ibrohim anak beliau dari Maria Qibtiyyah juga meninggal pada waktu kecil. Sedangkan cucu beliau dari perkawinan Fatimah dan ‘Ali   adalah Zainab, Ummu Kultsum, Hasan dan Husain.

Masih banyak juga anak–anak kecil disekitar beliau dari kalangan sahabat seperti; Ali bin Abi Tholib, ‘Abdulloh bin ‘Abbas, ‘Abdulloh bin Mas’ud, ‘Abdulloh bin ‘Umar, Anas bin Malik, Mu’adz bin Jabal. Mereka adalah anak –anak yang terdidik dalam lingkungan nubuwwah. Perjalanan hidup mereka penuh dengan pelajaran berharga bagi generasi setelahnya.

BACA HALAMAN SELANJUTNYA
KEWAJIBAN YANG HARUS DIBERIKAN ORANGTUA KEPADA ANAK

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.