MAKNA HISAB DI HARI KIAMAT KELAK, kamu harus tahu !


Di akhirat kelak Alloh menghadapkan kepada hamba-hamba-Nya dan mengungkapkan kepada mereka tentang perbuatan yang telah mereka lakukan dan perkataan yang telah mereka ucapkan. Alloh   menampakkan kepada mereka keimanan dan kekufuran, ketaatan dan kemaksiatan serta kebaikan dan keburukan dari perbuatan yang telah mereka lakukan ketika mengarungi kehidupan dunia. Lalu Alloh   tunjukkan kepada mereka pahala dan siksa yang mereka peroleh atas perbuatan mereka. Kemudian Alloh   memberikan catatan amal mereka. Inilah yang disebut dengan hisab.

Saudaraku, Alloh akan menghisab dan memberikan balasan kepada semua manusia atas kebaikan atau keburukan yang telah mereka perbuat di dunia, sebagaimana firman-Nya,

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. al-An’am [6]: 160)

Tidak akan terluput sedikitpun dari amal perbuatan hamba. Semua akan diketahui oleh Robb Yang Maha Adil dan Bijaksana. Barangsiapa yang melaksanakan kebaikan seberat dzarroh (biji sawi), niscaya ia akan menjumpai balasannya, begitu pula sebaliknya.

Alloh   berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrohpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrohpun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. al-Zalzalah [99]: 7-8)

Alloh   memberikan balasan pahala yang sempurna kepada para hamba-Nya. Tidak satu orang pun yang di dzolimi dan dirugikan. Inilah sifat keadilan Alloh   kepada hamba-hamba-Nya.
Alloh   berfirman:

 “Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Ali ‘Imron [3]: 25)

Setiap insan akan dihisab amalnya sendiri-sendiri, setiap jiwa akan mendapat hasil dari apa yang telah dikerjakannya, sebaliknya juga akan mendapat akibat buruk dari dosa yang dikerjakannya. Masing-masing orang akan memikul beban dosanya sendiri-sendiri, ia tidak akan ditolong oleh seorangpun, meskipun kerabat dekat, sebagaimana firman Alloh  :

“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.”  (QS. Fathir [35]: 18)

Ketika menjalani hisab hanya ada beberapa kondisi, ada yang ditanyai tentang amal perbuatan yang telah dilakukan, ada yang mendebat dan membela dirinya, ada pula para pengikut yang melemparkan kesalahan kepada yang mereka jadikan sesembahan selain Alloh  , ada pula yang ditanya, lalu menjawab “ya” untuk menguatkan dan menetapkan apa yang ditanyakan.

Di akhir penghisaban, setiap hamba akan diberi buku catatan masing-masing. Di dalamnya terdapat catatan lengkap seluruh amal perbuatan yang telah dilakukan selama kehidupan di dunia. 

Kitab catatan amal ialah kitab yang diberikan Alloh   kepada hamba-Nya pada hari kiamat, agar dibaca apa saja yang ada di dalamnya berupa catatan amal perbuatannya. Apakah itu kebaikan ataupun keburukan, ketaatan ataupun kemaksiatan? Dengan demikian, manusia pun membaca sendiri catatan amalnya. Maka, ketika Alloh   memberikan kitab catatan amal kepada mereka untuk mereka baca, sebenarnya mereka sedang membaca dirinya sendiri dan memastikan apa yang tertulis di dalamnya dengan seksama. Mereka baca dosa-dosa besarnya, dosa-dosa kecilnya, dan dosa-dosa yang terkecil sekalipun. 

Mereka melupakannya karena kecilnya dan mengira tak ada nilainya. Tapi, ternyata ia ada di hadapan mereka pada hari kiamat ketika penghisaban amal. Karena itu, ketika mereka membaca kitab mereka, tiba-tiba mereka sangat terkejut. Sebab, mereka melihat di dalam kitab mereka telah tertulis amal-amal yang seberat biji atom. Sehingga, mereka pun terheran-heran dengan ketelitian ini. Mereka pun berkata-kata, sementara ketakutan kepada Alloh   memeras-meras hati dan menjadikan jiwa mereka bergejolak karena takut. Seakan-akan jiwa mereka berada dalam periuk yang membakar jiwa dan hati.

Alloh   berfirman:
“Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Robbmu tidak menganiaya seorangpun”.” (QS. al-Kahfi [18]: 49)

Orang beriman akan menerima buku catatan amal dengan tangan kanan. Kondisinya sangat bahagia dan gembira sebab ia mengetahui bahwa tempat kembalinya adalah surga yang penuh kenikmatan abadi tiada henti-henti. Sebagaimana firman Alloh  :

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini)”. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. (QS. al-Haqqoh [69]: 19-24)

Sedangkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik diberi kitab dari arah sebelah kiri. Mereka akan meratapi kesialan dan menjumpai kehancuran dirinya, bahkan mereka mengandaikan kematian yang dapat menyelesaikan permasalahan mereka. 

Alloh   berfirman:
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka ia berkata: “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.  Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku.” (Alloh berfirman): “Peganglah ia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. kemudian masukkanlah ia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” (QS. al-Haqqoh [69]: 19-24)

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.