Orangtua harus tahu! begini Cara Rosululloh Menyikapi Kesalahan Anak


Cara Rosululloh   MenyikapiKesalahan Anak

Salah satu makna dari “tarbiyyah (pendidikan)” pada anak adalah meluruskan, membersihkan dan mengembangkan perilaku ke arah yang mulia dan terpuji.

Kesalahan pada anak adalah hal yang lumrah karena tidak ada yang tidak melakukan kesalahan. Di samping itu, anak sedang mengalami tahap-tahap perkembangan dan pengenalan terhadap alam sekitar. Mereka selalu ingin meniru orang dewasa dengan segala keburukan dan kejelekannya. Dengan segenap kemampuan indrawi dan ototnya,  mereka selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Namun, pikiran mereka belum mampu memahami nilai-nilai kebenaran sebagaimana orang dewasa. Oleh karena itu, mereka sering kali melakukan kesalahan tanpa mereka sadari. Ini sebuah kewajaran. Yang menjadi tidak wajar adalah ketidaksabaran orang tua dalam menangani dan meluruskan kesalahan itu dengan cara-cara yang sadis dan tidak dapat dibenarkan.

Anas   berkata: “Rosululloh   adalah orang yang paling baik akhlaknya. Suatu hari beliau   menyuruh saya untuk satu keperluan. Saya berkata, “Demi Alloh, saya tidak mau pergi.” Tetapi di dalam hatiku, aku pasti akan pergi karena aku disuruh oleh Nabi Alloh. Aku keluar hingga melewati anak–anak yang sedang bermain di pasar. Tiba-tiba rosululloh   memegang tengkukku dari belakang. Aku memandang beliau. Beliau   tertawa dan bersabda, “Wahai Unais (panggilan kesayanganku), apakah kamu sudah pergi seperti yang aku suruh?’ Aku menjawab, ‘Ya, saya akan pergi wahai Rosululloh.’.”

Anas   berkata, “Demi Alloh, saya membantu Rosululloh   selama 9 tahun. Tidak pernah saya mendengar beliau mengatakan untuk sesuatu yang aku lakukan, ‘Kenapa kamu lakukan begini?’ Atau sesuatu yang aku tinggalkan. ‘Kenapa kamu tidak melakukan ini dan itu?’.” (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut dapat diambil faedah tentang begitu pahamnya Rosululloh   dalam memandang dunia semesta anak. Subhanalloh, beliau tidak langsung memukul ketika melihat si kecil ‘Anas   melakukan kesalahan. Justru tersenyum seraya memanggil dengan nama kesayangannya. Adakah diantara orang tua seperti ini ketika melihat si kecilnya melakukan kesalahan?

Kebanyakan orang tua langsung mencemooh atau memukul ketika melihat anak melakukan kesalahan. Bahkan ada yang tega mempermalukan anaknya di depan teman-teman atau tetangganya dengan memukul atau mencemoohnya. Memang adakalanya perlu memukul tapi memukul untuk mendidik bukan untuk menghardik. Dan jika bahasa nasihat mampu menyelesaikan semua itu, kenapa harus melakukan lebih dari itu? Walaupun terkadang seorang ayah atau ibu meneteskan air mata cintanya dalam kesendirian ketika teringat tamparannya pada anaknya. Bagaimanapun buasnya harimau tak pernah tega memangsa anaknya sendiri apalagi manusia yang berhati mulia.

Terlalu sulit untuk dibayangkan. Selama 9 tahun melayani rumah tangga Rosululloh   tak pernah mendengar teguran ini dan itu. Sungguh gambaran surga dunia rumah tangga Rosululloh  . Keluarga sederhana namun bagai taman surga yang menyejukkan jiwa. Rosululloh   begitu paham bahwa mendidik anak bukanlah waktu yang singkat. Butuh ekstra kesabaran dalam menyikapi kesalahan-kesalahan tersebut.

Untuk mengatasi kesalahan tersebut, dibutuhkan waktu yang panjang dan bertahap antara keteladanan dan nasihat, hukuman dan imbalan, cegahan dan rasa sayang, serta sugesti dan peringatan. Telah terbukti menyikapi anak dengan dewasa, sabar, tenang, pemaaf, tekun dan ulet membuat anak memiliki kepribadian seimbang di hari depannya.

Oleh karena itu, muncul dari Anas   yang tumbuh dalam didikan Rosululloh   orang-orang mulia seperti Imam Malik bin Anas  , seorang imam yang hari ini masih menerangi dunia dengan pesona ilmunya. Padahal beliu telah pulang kehadirat-Nya.

Secercah Harapan
Orang tua tercinta… memang tak ada satu orang pun yang terlepas dari kesalahan dalam mendidik anaknya. Karena memang mendidik anak bukan semudah membalik telapak tangan atau seenak mengisap jempol. Terkadang harus jatuh bangun. Namun kalau jatuh tak bangun-bangun adalah sebuah kelalaian. Tidak ada kata terlambat kalau selama ini kita mendidik anak masih serampangan atau asal-asalan. Masih ada secercah harapan tuk jadikan anak kita insan solih dan pilihan.

Dengan kesalahan sering kali seseorang  belajar menjadi benar. Kemudian mengambil kesalahan tersebut  sebagai titik loncat menuju jalan yang lurus setelah terjerumus. Betapa banyak dari kesalahan melahirkan kewaspadaan, hati-hati dan bijaksana dalam mengambil dan menyikapi permasalahan. Dan belajar dari kesalahan bukan berarti belajar salah melainkan mencari celah agar jangan salah dalam melangkah. Selanjutnya mengambil hikmah dari kejadian yang bersejarah.

Orang tua tercinta… di sana ada secercah harapan yang bersinar terang dari balik anak-anakmu sekalian. Sebuah kebangkitan umat jika kau didik anakmu dengan Islami dan bersandar pada al-Qur’an. Jangan rela anak-anakmu dididik lingkungan dan pasukan setan.

Orang tua tercinta… sebenarnya dirimu bukan yang lain. Ya, engkaulah penyemai benih kebangkitan sejati untuk masyarakat Islami. Dengan menjauhi kesalahan dalam mendidik anak engkau telah menanam benih pilihan dan militan untuk menyongsong fajar kebangkitan. Semoga Alloh   menolong kita dalam membina anak-anak kita menuju jalan keimanan.wallohul musta’an wa ‘alaihit tuklan. 


Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.