Pentingnya Pendidikan Anak Sesuai ajaran Rasulullah


Anak adalah karunia ilahi yang begitu besar kepada hamba-Nya di bumi ini. Ia adalah anugerah terindah yang selalu dinanti oleh setiap pasangan suami istri. Anak merupakan permata hati yang senantiasa menyejukkan sanubari. Begitu juga  penghias hidup yang menjadikan hidup lebih indah dan berseri.

Setiap anak terlahir dalam keadaan fithroh atau suci, yaitu suci mentauhidkan Alloh   dan jauh dari kekufuran serta kesyirikan. Hal ini sebagaimana hadits Nabi   bahwa beliau bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithroh (tidak mempersekutukan Alloh), tetapi orang tuanyalah yang menjadikan dia seorang Yahudi atau Nasroni atau Majusi, sebagaimana seekor hewan melahirkan seekor hewan yang sempurna. Apakah kau melihatnya buntung? Kemudian Abu Huroiroh membacakan ayat suci ini: ‘(Tetaplah atas) fithroh Alloh yang menciptakan manusia menurut fithroh itu. (Hukum-hukum) ciptaan Alloh tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian besar manusia tidak mengetahui’.” (QS. ar-Rum [30]: 30)

Kesucian tauhid dari anak tersebut telah terkotori oleh pendidikan kedua orang tuanya. Pada hakikatnya anak–anak non muslim adalah “korban pemurtadan” dari kedua orang tuanya. Karena pada dasarnya orang tualah yang menjadikan anak tersebut Yahudi dan Nashroni atau Majusi sebagaimana hadits di atas. Oleh karena itu, dalam hadits tersebut Rosululloh   tidak mengatakan: “Orang tuanyalah yang mengislamkan dia.” Karena hukum asalnya fithroh anak adalah Islam dan tauhid. Oleh karena itu, ketika seorang anak tumbuh dalam lingkungan Islam dari kecil, ia tidak disuruh mengikrarkan syahadat lagi karena fithroh-nya tetap terjaga. Anak tersebut hanya diperintahkan untuk sholat, karena sholat merupakan konsekuensi penjagaan fithroh tauhid tersebut. Karena barang siapa meninggalkan sholat, maka ia telah kufur dari tauhid. Wallohu A’lam bishowab.

Pentingnya Pendidikan Anak

Dewasa ini banyak sekali kemerosotan moral yang dilakukan oleh kalangan anak-anak. Angka kriminalitas pun setiap hari bertambah meningkat. Tindak kejahatan yang dilakukan oleh  anak-anak di nusantara ini sudah tak terhitung jumlahnya. Mungkin sudah tidak asing lagi kita mendengar berita seorang anak membunuh atau memperkosa ibu kandungnya sendiri. Atau seorang anak SD mencabuli temannya sendiri. Begitu juga pornografi, rokok dan miras melibas habis dunia anak. Berita-berita sadis tersebut setiap hari ngantri untuk tayang di stasiun televisi di negeri pertiwi ini.

Semua itu tidak lain karena adanya suatu krisis yang sangat besar yang melanda negeri ini. Krisis yang hari ini melanda hampir setiap rumah tangga. Tidak lain dan tidak bukan krisis tersebut adalah “krisis tarbiyyah atau pendidikan”. Krisis inilah yang menjadikan bangsa ini merosot menuju kehancuran, karena kehancuran suatu kaum dimulai dari kehancuran akhlaknya.
Telah jauh sekali umat ini dari tuntunan Islam dalam mendidik anak yang merupakan generasi masa depan. Hari ini para orang tuapun membiarkan putra-putrinya dididik oleh budaya-budaya tabu dari barat. Budaya peluk cium telah menjadi biasa di muka umum. Pacaran yang merupakan pintu zina telah menjadi tren di kalangan kawula muda. Bahkan, banyak orang tua yang malu karena putrinya tak punya pacar yang mengencaninya. Allohu musta’an.

Tak ada yang bisa mengatasi kerusakan ini kecuali kita harus kembali kepada pendidikan anak yang benar, yaitu pendidikan yang diambil dari “sumber kenabian”. Pendidikan yang diajarkan langsung oleh sang pengajar yang kapasitasnya melebihi seorang doktor atau profesor zaman sekarang.

Agar ke-fithroh-an anak kita tetap terjaga, marilah kita menyimak sekilas potret Nabi   dalam mendidik anak agar bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sungguh di dalam diri beliau   terdapat suri teladan yang baik sebagaimana firman Alloh   dalam al- Qur’an:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Alloh.” (QS. al-Ahzab [33]: 21)

BACA HALAMAN SELANJUTNYA


Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.