RENUNGAN TENTANG KEMATIAN INI AKAN MEMBUAT HATIMU TERENYUH


Renungan Kematian...

Saudaraku, sejak engkau dilahirkan sebagai seorang musafir, maka ketahuilah bahwa perjalananmu itu akan segera berakhir. Apa yang engkau hendak katakan manakala engkau berada dalam kesusahan? Apa yang akan engkau katakan ketika sedang menunggu detik-detik kematian? Apa yang akan engkau katakan ketika engkau telah terbaring di tempat tidur menunggu ajal? Apa yang engkau katakan ketika engkau sudah menjadi bangkai? Apa yang engkau katakan ketika telah ditimbun tanah? Apa yang engkau katakan ketika engkau telah bertemu dengan Dzat yang menjalankan angin dan hujan?

Kita berlindung kepada Alloh   agar tidak termasuk golongan:
“Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad [47]: 27)

Atau termasuk:
“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para Malaikat dalam keadaan berbuat dzolim kepada diri mereka sendiri, Lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatanpun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang telah kalian kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kalian kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.” (QS. an-Nahl [16]: 28-29)

Ketahuilah, bahwa dengan datangnya malaikat maut kepadamu, maka berakhirlah usiamu, terputus amalanmu dan dilipatlah lembar catatan amalanmu.

Ketahuilah pula bahwa setelah malaikat maut ini datang kepadamu, maka engkau sudah tidak bisa lagi menambah amal kebaikan sedikit pun. Engkau sudah tidak bisa lagi menunaikan sholat, tidak bisa lagi membaca satu ayat pun dari kitab Alloh  , dan tidak bisa lagi bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, dan beristighfar walau hanya sekali. Engkau tidak lagi bisa berpuasa sehari pun, atau bersedekah dengan barang sesederhana apa pun, tidak bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, dan tidak bisa berbuat baik seringan apa pun kepada kerabat atau tetangga. Masa beramal sudah berlalu, dan yang tersisa hanya hisab dan pemberian balasan atas perbuatan baik atau dosa.

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Robbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang sholih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja...” (QS. al-Mu’minun [23]: 99-100)

Saudaraku, lalu mana persiapanmu untuk menyambut kedatangan malaikat maut? Mana pula persiapanmu untuk menghadapi berbagai peristiwa mengerikan sesudah mati di alam kubur nanti, dan juga ketika dimintiai pertanggungjawaban, ketika dihimpun di padang mahsyar, ketika dibangkitkan, ketika dihisab, ketika ditimbang, ketika diberi kitab, dan ketika dihadapkan ke hadapan Alloh Yang Maha Perkasa lagi Maha Tinggi?

Diriwayatkan dari ‘Adi bin Hatim , ia berkata bahwa Rosululloh   bersabda:
“Tiada sorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara secara  langsung oleh Alloh pada hari kiamat tanpa ada penerjemah antara dirinya dengan-Nya. Ia kemudian memandang sebelah kanan dan ia tidak melihat sesuatu kecuali perbuatan yang dahulu dikerjakannya. Ia memandang ke sebelah kiri dan ia tidak melihat kecuali perbuatan yang telah ia lakukan. Ia kemudian memandang ke depan, dan ia tidak melihat kecuali neraka yang ada di hadapannya. Maka dari itu, takutlah kepada neraka walau hanya dengan (bersedekah) separuh biji kurma, dan walau hanya dengan kalimat thoyyibah (perkataan yang baik).” (HR. al-Bukhori dan Muslim)

Saudaraku, hingga kapan engkau akan bersantai-santai, sementara malaikat maut segera menjemput? Kalau saja kita ini adalah benda mati, boleh jadi tidak menjadi soal. Namun, kita ini jauh nilainya di atas benda mati. Kematian selalu memanggil kita setiap waktu, namun kita tidak juga mau mendengarnya. Nafas jiwa terus berkurang, sedangkan dosa-dosa selalu bertambah. Ingatlah! Jika tanaman sudah mulai menguning, maka obatnya tidak lain adalah dipanen. 


BACA JUGA :
BEGINI DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.