MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN TENTANG TEKNIK PENELITIAN

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
       Penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus sebagai bagian yang penting dalam perkembangan peradaban manusia. Tanpa penelitian suatu ilmu tidak akan pernah berkembang, tidak ada satu Negara yang sudah maju dan berhasil dalam pembangunan, tanpa melibatkan banyak kegiatan di bidang penelitian. Manfaat dari penelitian, banyak studi menyimpulkan bahwa kontribusi dari penelitian mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan penelitian tersebut.
       Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi perlu melaksanakan kegiatan penelitian sebagai perwujudan dari pelaksanaan salah satu tridharam perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Diharapkan hasil penelitian di lingkungan pendidikan seperti di perguruan tinggi akan muncul pengetahuan – pengetahuan baru atau terobosan – terobosan yang berguna bagi perguruan tinggi maupun pembanguan suatu bangsa. Dari berbagai literatur dan media massa, dapat diketahui bahwa ternyata tidak ada suatu Negara maju di dunia yang berhasil dalam pembangunan tanpa didukung oleh kegiatan penelitian.
       Keberhasilan pembangunan dan perencanaanya harus selalu didasarkan kepada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitian, yang tentunya harus menggunakan data yang akurat, pengujian – pengujian, evaluasi, dan tinjauan kembali terhadap kegiatan pembangunan, dan kesemuanya itu hanya dapat diketahui apabila penelitian dilaksanakan sesuai dengan metode penelitian yang tepat dan benar.
       Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, tekhnik, alat, serta desaion penelitian yang di gunakan. Dalam metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah – langkah yang harus di tempuh, waktu penelitian, sumber data, seta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah atau di analisis. Melihat dari hal ini begitu pentingnya kita memiliki metode atau tekhnik yang tepat dan benar dalam rangka melaksanakan penelitian, maka dalam makalah ini akan di paparkan pembahasan tentang tekhnik penelitian meliputi pembahasan populasi, sample, teknik sample, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimnakah penjabaran populasi, sampel dan teknik sampling?
2.      Apa yang dimaksud dengan lokasi dan waktu penelitian?
3.      Bagaimana sumber data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian?
4.      Apa saja instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen?
5.      Apa yang dimaksud dengan variable penelitian dan definisi operasional?

C.      Tujuan
1.      Mengetahui penjabaran populasi, sampel, dan teknik sampling
2.      Mengetahui lokasi dan waktu penelitian
3.      Mengetahui sumber data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian
4.      Mengetahui instrumen penelitian, validitas dan relliabilitas instrumen
5.      Mengetahui variabel penelitian dan definisi operasional

D.      Sistematika Penulisan
       Dalam penyusunan makalah ini penulis membaginya ke dalam tiga bab, yang masing-masing bab mendeskripsikan secara spesifik tema yang dibahas, yang diawali dari bab pendahuluan dan berakhir pada suatu kesimpulan. Semua bab tersebut secara sistematik adalah: Bab pertama adalah Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua membahas tentang landasan teoritis dan hal-hal yang tercakup dalam pembahasan teknik penelitian. Bab ketiga merupakan bab terakhir yang merupakan kesimpulan dari penelitian ini serta rekomendasi atau saran-saran yang disampaikan penyusun.
  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Populasi, Sample, Teknik Sampling
1.      Populasi
       Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Contoh: Penelitian dengan judul analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan di PT AMANAH Semarang. Populasinya adalah semua karyawan di PT AMANAH Semarang.[1] Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan.[2]
       Dengan kaata lain populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri dari, objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek itu. Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh karena itu, sejak awal perlu mengidentifikasi dengan baik, maka kesimpulan yang dihasilkan dari suatu penelitian kemungkinan akan keliru. Misalnya, suatu penelitian yang ingin mengetahui profile pembeli mobil potensial. Dalam hal ini yang dijadikan populasi adalah orang dewasa yang memiliki surat ijin mengemudi.[3]
       Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif), populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan skala seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Seandainya peneliti ingin menyimpulkan sesuatu aspek tertentu dalam wilayah tertentu, atau pada individu tertentu dalam area tertentu atau terhadap peristiwa tertentu, ia perlu menentukan terlebih dahulu apa batasan wilayah, objek, atau peristiwa yang akan diselidikinya. Wilayah, objek, atau individu yang diselidiki mempunyai karakteristik tertentu, yang akan mencerminkan atau memberi warna pada hasil penelitian. Semua krakteristik yang terdapat pada individu, objek, atau peristiwa yang dijadikan sasaran penelitian hendaklah terwakili. Kalau hanya tentang satu aspek, maka hasil penelitian tersebut hanya berlaku untuk aspek itu, bukan semua karakteristik yang melekat pada unit tersebut.[4]
       Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi, yaitu: a) merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang di inginkan; b) dapat berupa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam suatu area/daerah tertentu yang telah ditetapkan; c) merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu; d) memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasilmpenelitian itu dapat di generalisasikan. Beberapa contoh populasi dalam penelitian yang berbeda; 1) seandainya peneliti ingin melihat indeks prestasi mahasiswa yang diterima melalui penelusuran bakat, maka populasinya adalah mahasiswa yang diterima melalui penelusuran bakat tetapi seandainya peneliti ingin membandingkan keampuan system penerimaan mahasiswa baru dikaitkan dengan indeks prestasi yang mereka  terdapat di tahun I, maka populasi penelitiannya adalah mahasiswa tahun I, baik yang diterima melalui penelusuran bakat maupun system penerimaan mahasiswa baru. Andai kata ada mahasiswa titpan (tanpa melalui seleksi dan penerimaan penelusuran bakat), maka mahasiswa itu tidak tergolong kedalam populasi penelitian. 2) seandainya ada pula peneliti yang ingin melihat pengaruh irigasi terhadap hasil panen sawah, maka populasi penelitiannya semua area sawah yang mendapatkan irigasi teknis dan semi teknis dalam wilayah penelitian.[5]
       Dengan demikian, jelaslah bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai – nilai yang mungkin daripaada karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin di pelajari sifatnya. Bailey (1978) menyatakan populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis, sedangkan spiegl (1961) menyatakan pula bahwa populasi adalah keseluruhan unit ( yang telah ditetapkan ) mengenai dan darimana informasi yang di inginkan. justru karena itu, populasi penelitian dapat berbeda – beda sesuai dengan masalah yang akan diselidiki. Sedangkan tuckman mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah kelopmpok darimana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan di gambarkan.
       Populasi dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu: a) populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat di hitung, seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa; b) populasi tak terbatas ( indefinite ), yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti tinta, air, pasir dipantai, padi disawah, atau beras di gudang.[6]
       Populasi akan memberikan gambaran yang tepat tentang berbagai kejadian, namun jumlah yang besar, daerah yang luas, variasi yang banyak akan; akan membutuhkan biaya dan waktu yang banyak. Disamping itu, populasi yang banyak dan luas akan menimbulkan berbagai kealahan (errors) pada saat pengumpulan data karena keletihan dan kelelahan. Kemudian, kalau ditilik dari sifat populasi, dan risiko yang ditimbulkan populasi tertentu, peneliti lebih baik mengumpulkan data dari sample daripada dari populasi. Suatu hal yang esensial dan perlu mendapatkan perhatian peneliti yaitu dengan menggunakan sample, temuan penelitian tidaklah menyimpang dari hasil yang sebenarnya. Populasi dan sample dalam suatu penelitian mempunyai peranan sentral dan menetukan. Kedua istilah itu merupakan suatu konsep yang mempunyai karakteristik dan sifat – sifat tertentu. Populasi merupakan keseluruhan atribut; dapat berupa manusia, objek, atau kejadaian yang menjadi focus penelitian, sedangkkan sample adalah sebagian dari objek, manusia, atau kejadian yang mewakili populasi.[7]
2.      Sample
       Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan. Sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian dari populasi merupakan sampel ( Sugiyono, 2003). Suatu subjek merupakan suatu anggota tunggal dari sampel, sama halnya dengan elemen yang merupakan anggota tunggal dari populasi. Misalnya jika 100 orang manajer dari total populasi 1000 orang manajer merupakan suatu sampel penelitian, maka setiap manajer dari 100 sampel tersebut merupakan subjek. Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.[8]
       Menurut Sugiyono (2008: 81), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sample yang diambil dari populasi harus representatif.[9] Sample adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sample, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sample yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Contoh: kalau yang ingin diukur adalah semua karyawan PT AMANAH Semarang sedangkan yang dijadikan sample adalah hanya karyawan bagian keuangan saja, maka sample tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur seharusnya semua bagian tapi harus sesuai syarat teknik sampling.[10]
       Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sample adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan di atas merupakan dua kata kunci dan merujuk kepada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing – masing karakteristiknya. Seandainya populasi itu memeiliki 10 karakteristik atau ciri tertentu, maka sebagian dan mewakili dalam hal ini hendaklah mencakup kesepuluh karakteristik tersebut, dan dari masing – masing karakteristik diambil sebagian kecil sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam menentukan besarnya ukuran sample. Di samping itu, perlu diperhatikan pula tekhnik analisis yang akan digunakan sehingga data yang terkumpul dapat di olah dengan teknik yang cepat. Ada beberapa ciri – ciri sample yang baik sebagai berikut: a) sample dipilih dengan cara hati – hati; dengan menggunakan cara tertentu dengan benar, b) sample harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi, c) besarnya ukuran sample hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat di toleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.[11]
       Ukuran sample atau jumlah sample yang diambil merupakan hal yang penting jika peneliti melakukan penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sample bukan menjadi hal yang penting, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi dari sample. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampleya lebih bermafaat.
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penjumlahan jumlah sample di antara 30 s.d. 500 elemen. Jika sample dipecah lagi ke dalam subsample (laki/perempuan, SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsample harus 30. Untuk menentukan ukuran sample dapat menggunakan cara slovin dan tabel Isac Michael sebagai berikut.[12]
a.      Rumus Slovin adalah sebagai berikut:
n =
N
1 + (N x e2)

Dimana:
n      =     Ukuran sample
N     =     Populasi
e      =     Presentasi kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sample yang masih diinginkan
Contoh :
Populasi responden adalah seluruh pegawai Bank Artha Prima Media Yogyakarta berjumlah 100 orang, maka sample yang kita ambil sebagai penelitian jika menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95%, dan tingkat error 5 % adalah
n
=
100
1 + (100 x 0,052)

=
80 Orang
Jadi sample penelitian untuk populasi 100 orang dan tingkat kepercayaan 95% adalah 80 orang.
b.      Tabel penentuan Sample yang dikembangkan oleh Isac dan Micahael adalah sebagai berikut:
N
S
N
S
N
S
1%
5%
10%
1%
5%
10%
1%
5%
10%
10
10
10
10
280
197
115
138
2800
537
310
247
15
15
14
14
290
202
158
140
3000
543
312
248
20
19
19
19
300
207
161
143
3500
558
317
251
25
24
23
23
320
216
167
147
4000
569
320
254
30
29
28
27
340
225
172
151
4500
578
323
255
35
33
32
31
360
234
177
155
5000
586
326
257
40
38
36
35
380
242
182
158
6000
598
329
259
45
42
40
39
400
250
186
162
7000
606
332
261
50
47
44
42
420
257
191
165
8000
613
334
263
55
51
48
46
440
265
195
168
9000
618
335
263
60
55
51
49
460
272
198
171
10000
622
336
263
65
59
55
53
480
279
202
173
15000
635
340
266
70
63
58
56
500
285
205
176
20000
642
342
267
80
71
65
62
600
315
221
187
40000
563
345
269
85
75
68
65
650
329
227
191
50000
655
346
269
90
79
72
68
700
341
233
195
75000
658
346
270
95
83
75
71
750
352
238
199
100000
659
347
270
100
87
78
73
800
363
243
202
150000
661
347
270
110
94
84
78
850
373
247
205
200000
661
347
270
120
102
89
83
900
382
251
208
250000
662
348
270
130
109
95
88
950
391
255
211
300000
662
348
270
140
116
100
92
1000
399
258
213
350000
662
348
270
150
122
105
97
1050
414
265
217
400000
662
348
270
160
129
110
101
1100
427
270
221
450000
663
348
270
170
135
114
105
1200
440
275
224
500000
663
348
270
180
142
119
108
1300
450
279
227
550000
663
348
270
190
148
123
112
1400
460
283
229
600000
663
348
270
200
154
127
115
1500
469
286
232
650000
663
348
270
210
160
131
118
1600
477
289
234
700000
663
348
270
220
165
135
122
1700
485
292
235
750000
663
348
271
230
171
139
125
1800
492
294
237
800000
663
348
271
240
176
142
127
1900
498
297
238
850000
663
348
271
250
182
146
130
2000
510
301
241
900000
663
348
271
260
187
149
133
2200
520
304
243
950000
663
348
271
270
192
152
135
2600
529
307
245
1000000
664
349
272

3.      Teknik Sampling
       Sugiono (2006) Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Untuk menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.[13] Penarikan sampel merupakan suatu proses pilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel, suatu pemahaman karakteristik subjek sampel, memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik elemen populasi. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (arikunto, 2010; sularso, 2003). Sampling berkenaan dengan strategi untuk mengambil sampel dari populasi.[14]
       Terdapat dua metode penarikan sample: (1) penarikan sample probabilitas (probability sampling), (2) penarikan sample non – probabilitas (non probability sampling). Bisa dilihat table berikut:
a.      Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sample yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini terdiri dari 3 yaitu:[15]
1)      Simple random sampling
Pengambilan anggota sample dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogin.

2)      Proportionate stratifed random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misal jumlah pegawai yang lulus S1 =45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sample yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
3)      Cluster Sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan samplenya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misal Indonesia terdiri dari 30 propinsi, dan samplenya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan samplenya perlu menggunakan stratifed random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak, ada yang tidak; ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sample menurut stara populasi itu tidak ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sample daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Dalam referensi lain terdapat bebrapa metode penarikan sample probabilitas:[16]

4)      Stratified Random Sampling
Metode penarikan sample berstrata merupakan suatu prosedur penarikan sample berstrata yang dalam hal ini suatu sub sample – sub sample acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik. Ada dua macam penarikan sample berstrata: proporsional dan non – proporsional. Teknik ini membantu menaksir parameter populasi, mungkin terdapat subkelompok elemen yang bisa diidentifikasikan dalam populasi yang dapat di perkirakan memiliki parameter yang berbeda pada suatu variable yang diteliti(julianyah, 2011). Misalnya populasi adalah mahasiswa fakultas ekonomi perguruan tinggi X berjumlah 365 mahasiswa. Peneliti membagi dua group (pria dan wanita), 146 mahasiswa (40%) dan 219 mahasiswi (60%) dan 44 responden mahasiswa (40%).
5)      Penarikan sample berstrata disproporsional
Tekhnik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (wirartha, 2006). Berdasarkan kasus di atas, secara non proporsional sampelnya misalnya untuk wanita ditarik 60% = 60 dan pria 40% = 40. Prinsip penarikan sample non proporsional adalah: (1) semakin besar suatu strata maka semakin besar sample; (2) semakin tinggi variabilitas di dalam suatu sampel, maka semakin besar sampel. Contoh lain misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 di ambil semuanya sebagai sample Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.


b.      Nonprobability Sampling
Penarikan sampel non-probabilitas merupakan suatu prosedur penarikan yang bersifat subjektif, dalam hal ini probabilitas pemilihan elemen-elemen populasi tiak dapat ditentukan. Hal ini disebabkan setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Penarikan sampel non-probabilitas bisa menghemat  waktu dan biaya karena tidak memerlukan adanya kerangka penarikan sampel (Samping Frame), namun haslnya bisa mengandung bias dan ketidakpastian. Misalnya dalam suatu penelitian terhadap para pengunjung mall. Ada beberapa metode nonprobability sampling, yaitu: a) sytematic sampling; b) area sampling; c) convenience sampling; d) judgemental sampling; e) quota sampling; f) snowball sampling.[17]
Adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample.
1)      Sampling sistematis
Teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misal diambil nomor ganjil saja.
2)      Sampling kouta
Teknik menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kouta yang diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sample yang ditentukan 500 orang. Kalau mengumpulkan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kouta yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok terdiri dari 5 orang pengumpulan data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sample atau 5 orang tersebut harus mencari data dari 500 anggota sample.
3)      Sampling insidental
Teknik penentuan sampling berdasakan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4)      Sampling purposive
Teknik penentuan sample denan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu
5)      Sampling jenuh
Teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample.
6)      Snowball sampling
Teknik penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sample, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sample semakin banyak.[18]


B.     Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
       Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilakukan. Contoh: Untuk penelitian dengan judul analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan di PT AMANAH Semarang. Populasinya adalah semua karyawan di PT AMANAH Semarang maka lokasi penelitian berada di PT AMANAH Jalan Pemuda No. 21 Semarang.
2.      Waktu Penelitian
       Waktu penelitian adalah tanggal bulan dan tahun dimana kegitan penelitian tersebut dilakukan. Contoh: Untuk penelitian dengan judul analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan di PT AMANAH Semarang. Waktu penelitian 1 sampai 31 Juli 2011.

C.    Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data
1.      Sumber Data
       Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a.      Data primer: data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
b.      Data sekunder: Data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.[19]
Berdasarkan jenisnya, secara sederhana data dapat di bedakan atas empat jenis klasifikasi yaitu:
a.      Data Nominal: merupakan data dengan pengklasifikasian atau pengkategorian berdasarkan nama atau symbol lain secara tuntas dan lepas. Tidak ada urutan atau tingkatan. Semua variabel dijabarkan dalam alternative dengan kedudukan setara atau saling lepas (mutual exlusive) dan tuntas (exhaustive). Contoh; laki – laki perempuan, desa kota.
b.      Data Ordinal: merupakan data dengan pengklasifikasian tingkatan atau urutan menurut besarannya atau ordernya dengan berbagai variasi.atau karena sifatnya yang ingi n diketahui sehubungan dengan variabel yang ditelti. Contoh: tinggi – rendah, panas, sedang, kurang panas, sangat panas, sangat setuju, setuju, kurang setuju, dsb.
c.       Data interval: berbeda dengan pengukuran skala ordinal dan nominal, pada skala interval telah ada unit pengukuran tertentu, sehingga mempunyai jarak yang bersifat konstan.
d.      Data ratio: jenis ini merupakan peringkat pengukuran yang paling tinggi, dan mempunyai nilai nol mutlak. Semua sifat pada skala nominal, ordinal, dan interval terdapat pada skala ratio.[20]
2.      Teknik Pengumpulan Data
       Pengumpulan data hendaklah dilakukan setelah berbagai langkah penelitian sebelumnya dirumuskan dengan baik. Rangkaian kegiatan yang mendahului pengumpulan data yaitu: a) latar belakang masalah, b) identifikasi masalah, c) pembatasan dan perumusan masalah, d) tujuan dan manfaat penelitian, e) melakukan studi kepustakaan dan menetapkan grand teory yang mendukung penelitian, f) menemukan penelitian yang relevan, g) menyusun kerangka berfikir penelitian dengan focus variabel – variabel yang akan diteliti, h) merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian, i) menetapkan tipe penelitian dengan memperhatikan patokan yang telah dirumuskan, j) penentuan wilayah penelitian, k) populasi dan sample, l) menentukan teknik pengumpulan data.[21]
       Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Berikut ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan yang diadaptasi dari buku Asmani (2011) sebagai berikut:[22]
a.      Tes
Data dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat dan kemampuan. Instrumen TES digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang kita teliti. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar maupun pencapaian prestasi misalnya tes IQ, minat, bakat khusus dan sebagainya.
b.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakann untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.
c.       Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
d.      Kuisioner atau Angket (Questionairre)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada para responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan instrumen pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para responden.
e.       Survey (survei)
Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk pengembangan. Oleh karena itu survei tidak digunakan untuk menguju suatu hipotesis. Maka aneh apabila ada hipotesisnya tetapi menggunakan instrumen survei.
f.       Analisis Dokumen
Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Dengan isntrumen ini, kita diajak untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian kita, contohnya analisis RPP dan Silabus, apakah sudah koheren apa belum dengan proses belajar mengajar di kelas.
Apabila pokok kajiannya library research maka peneliti menggunakan teknik analisis dokumen, catatan historis, ataupun analiasi buku. Apabila langsung ke lapangan (field), maka peneliti dapat pula menggunakan berbagai teknik seperti kuesioner, wawancara, observasi, telepon survey dan tes.[23]

D.    Instrumen Penelitian, Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1.      Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis (check-list), atau daftar centang pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Dalam Instrumen penelitian terdapat variable, subvariable, dan indikatornya.[24]
2.      Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.      Validitas
Validitas berasal adri kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dengan kata lain validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya di ukur. Validitas di bedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis atau rasional yang meliputi (content validity dan construct validity) dan validitas empiris yang meliputi (predictive validity dan concurrent validity).[25]
Validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian. Dalam validilitas dan reliabilitas instrumen ini digunakan sebagai panduan dalam membuat kuisioner (bagi penelitian yang menggunakan pengumpulan data dengan kuisioner). Menurut Ibnu Hajar (1996), kualitas instrumen penelitian ditentukan oleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran. Ada tiga jenis pengujian Validitas Intrumen:[26]
1)      Pengujian Validitas Konstruk
Menyusun pertanyaan yang akan dilakukan dalam penelitian sesuai dengan variable yang ada dalam penelitian, kemudianb. melakukan konsultasi kepada ahli. Pendapat beberapa ahli dianggap sebagai dasar utama untuk melakukan uji coba kueisioner. Setelah mendapatkan masukan dari beberapa ahli kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi antar item pertanyaan.
2)      Pengujian Validitas Isi
Instrumen yang harus memiliki validitas isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminakan isi yang dikehendaki. Isinya masing-masing pertanyaan dalam variable harus sesuai dengan definisi operasional, kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi antar item pertanyaan. Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur, dan nomor butir (item) pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
3)      Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal menekankan pada aspek bagaimana instrumen yang digunakan sesuai dengan kondisi empiris di lapangan. Item-item pertanyaan disesuaikan dengan indikator-indikator empiris di lapangan. Uji coba kuesioner dilakukan setelah mendapatkan kesamaan antara item pertanyaan dengan kondisi empiris di lapangan, instrumen dilakukan pengujian dengan korelasi antar item pertanyaan.
Setelah kuesioner dibuat, kemudian kuesioner diuji coba pada beberapa responden. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji validitas dengan melihat korelasi antar item pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variable tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df = n – 2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid. Uji validitas menggunkan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r =
nƩxy - (Ʃx)( Ʃy)
√[nƩx2 - (x)I nƩy– (Ʃy)2]

b.      Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrument penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang berbeda. Wright stone menulis bahwa reliabilitas sebagai perkiraan tingkatan konsistensi atau kestabilan antara pengukuran ulangan dan pengukuran pertama dengan menggunakan instrument yang sama.[27]
Perbedaan pengertian reliabilitas sangat  bergantung kepada bagaimana indeks reliabilitas dihitung. Paling tidak terdapat empat konsep reliabilitas yaitu; a) parallel atau ekuivalen, b) test-retest atau stabilitas, c) split-half atau belah dua, d) interval consistency. Sebagian orang berpendapat bahwa metode keajegan internal (internal cnsistency) sehingga pembagian metode menjadi tiga bagian yaitu; a) ekuivalen, b) stabilitas, c) internal consistency. Kedua teknik ini pada prinsipnya sama. Apabila hasil skor test pertama sama dengan hasil skor test kedua, maka test dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau terdapat korelasi yang tinggi antara hasil pertama dengan hasil tes kedua.[28]
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyo (2010) dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian dilakukan dengan tes-retest (stability), equevalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.[29]
1)      Tes retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2)      Ekuivalen
Instrumen ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan ini ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliable.
3)      Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. Cara ini merupakan gabungan dari retest (stability) dan ekuivalen. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisiensi reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliable.
4)      Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Setelah kuesioner dibuat, kemudian kuesioner diuji coba pada beberapa responden. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel. Dengan rumus sebagai berikut:
r
k
1 –
Ʃσb2
(k-1)
σt2
                                                                            
r         = koefisien reliability instrument (cronbach alfa)
k        = banyaknya butir pertanyaan
Ʃσb2    total varians butir
σt2       total varians

E.     Variable Penelitian dan Definisi Operasional
1.      Variable Penelitian
secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu (sudjarwo & basrowi, 2007). Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut – atribut dari setiap orang. Pengontrolan system informasi, penggunaan tekhnologi raharja multimedia edutainment, IT govrnement merupakan atribut teknologi informasi, dinamika variabel karena adanya variasi variabel.[30]
Pengertian variable menurut Sugiyono (1999) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Hatch dan Fardahany (1987) dalam Sugiyono (1999), secara teoritis variable sendiri dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi satu orang dengan yang lain atau satu obkel dengan objek yang lain. Adapun jenis-jenis variable adalah sebagai berikut:[31]
a.      Variable Independen
Merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen. Contoh: Pengaruh Iklan terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variable Independen
b.      Variable Dependen
Merupakan variable yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variable bebas. Contoh: Pengaruh Ikalan terhadap Motivasi Pembelian. Motivasi Pembelian = Variable Dependen
c.       Variable Moderator
Merupakan variable yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variable independen. Variable ini sering disebut sebagai variable independen kedua. Contoh Anak adalah variable yang memperkuat hubungan suami istri. Pihak ketiga adalah variable yang memperlemah hubungan suami istri.
d.      Variable Intervening (Antara)
Merupakan variable yang menghubungkan antara variable independen dengan variable dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independen) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen)
e.       Variable Kontrol
Merupakan variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable kontrol berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama dan lain-lain. Tanpa adanya variable maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.
2.      Definisi Operasional
       Definisi operasional adalah variable penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variable penelitian sebelum dilakukan analisis. Contoh: analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan di Rumah Sakit AMANAH Semarang.[32]
Definisi Operasionalnya
Variable
Definisi Operasionalnya
Motivasi Kerja
Daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajiban dalam rangka pencapaian dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam motivasi kerja terdiri dari Disiplin, Kerjasama, Keamanan, Kepuasan
Kualitas Pelayanan
Semua aktivitas aparat Kantor Kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea Kota Makassar dalam mengelola kartu tanda penduduk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam kualitas pelayanan terdiri dari fasilitas fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan kepastian, empati
  
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Populasi, Sample, Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Teknik Sampling adalah Penarikan sampel merupakan suatu proses pilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel, suatu pemahaman karakteristik subjek sampel, memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik elemen populasi. Terdapat dua metode penarikan sample: (1) penarikan sample probabilitas (probability sampling): a) Simple Random sampling; b) Penarikan sample berstrata proporsional; c) Cluster Sampling; d) Stratified Random Sampling; e) Penarikan sample berstrata disproporsional (2) penarikan sample non – probabilitas (non probability sampling): a) sytematic sampling; b) area sampling; c) convenience sampling; d) judgemental sampling; e) quota sampling; f) snowball sampling.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian itu dilakukanWaktu Penelitian adalah tanggal bulan dan tahun dimana kegitan penelitian tersebut dilakukan.

Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data
Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Apabila peneliti misalnya menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan. Berdasarkan sumbernyaData primer dan Data sekunder. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Berikut ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan yang diadaptasi dari buku Asmani (2011) sebagai berikut: TesWawancaraObservasiKuisioner atau Angket (Questionairre)Survey (survei)Analisis Dokumen.

Instrumen Penelitian, Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis (check-list), atau daftar centang pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Dalam Instrumen penelitian terdapat variable, subvariable, dan indikatornya.Validitas dan reliabilitas, validitas suatu instrumen menurutnya menunjukkan seberapa ia dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.Ada tiga jenis pengujian Validitas Intrumen: Pengujian Validitas Konstruk, Pengujian Validitas Isi, Pengujian Validitas Eksternal. Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyo (2010) dapat dilakukan secara eksternal dan internalTes retestEkuivalenGabunganInternal Consistency.

Variable Penelitian dan Definisi Operasional
Variable menurut Sugiyono (1999) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun jenis-jenis variable adalah sebagai berikut:Variable IndependenVariable DependenVariable ModeratorVariable Intervening (Antara)Variable KontrolDefinisi operasional adalah variable penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variable penelitian sebelum dilakukan analisis.

B.       Saran dan Masukan
Saran penulis adalah, sebagai manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, dan kelemahan adalah milik kita sebagai makhluk yang diciptakan-NYA. Maka dengan demikian demi terciptanya makalah yang lebih baik untuk kedepannya, kami mohon sekiranya para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun, semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Muri, Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014.
Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014.
Sujarweni Wiratna VMetodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014.
http://eprints.undip.ac.id/40608/4/Ana_F_-_III.pdfdi akses pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2016 pukul 21.24 WIB.






[1] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 65.
[2] http://eprints.undip.ac.id/40608/4/Ana_F_-_III.pdf, di akses pada hari rabu tanggal 26 oktober 2016 pukul 21.24 WIB.
[3] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 134.
[4] Yusuf Muri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 145-146.
[5] Ibid., hlm 146-147.
[6] Ibid., hlm 148.
[7] Ibid., hlm 144.
[8] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 136-137.
[9] http://eprints.undip.ac.id/40608/4/Ana_F_-_III.pdf, di akses pada hari rabu tanggal 26 oktober 2016 pukul 21.24 WIB.
[10] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, Hlm 65-66.
[11] Yusuf Muri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 150-151.
[12] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 66.
[13] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 68.
[14] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 137.
[15] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 69-70.

[16] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 142-143.
[17] Ibid., hlm 145.
[18] Sujarweni wiratna v, metodologi penelitian lengkap, praktis dan mudah dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, Hlm 71-72.
[19] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 73-74.
[20] Yusuf Muri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 251-254.

[21] Ibid., hlm 198.
[22] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 74-75.
[23] Yusuf Muri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 199.
[24] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 76.
[25] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 166.
[26] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, Hlm 79.

[27] Yusuf Muri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 242.
[28] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 194.
[29] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 84.
[30] Sudaryono, Educational Research Methodology Panduan Lengkap: Teori, Aplikasi, dan Contoh Kasus, Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014, hlm 51.
[31] Sujarweni Wiratna V, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 86.
[32] Sujarweni Wiratna v, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami, Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014, hlm 87.

Tidak ada komentar

Silahkan mengcopy-paste, menyebarkan, dan membagi isi blog selama masih menjaga amanah ilmiah dengan menyertakan sumbernya.

Salam : Admin K.A.

Diberdayakan oleh Blogger.